Wawancara
Home > Berita > AUDISI UMUM > [Audisi Umum 2016] Super Tiket Jona Jadi Kado Sang Bunda
09 Agustus 2016
[Audisi Umum 2016] Super Tiket Jona Jadi Kado Sang Bunda
 
 

Jonathan Reuven lahir di kota Magelang tahun 2005 lalu dan masih duduk dibangku kelas 6 SD Pantekosta, Magelang. Jona sapaan tiap harinya ini adalah salah satu peserta Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis di kota Purwokerto yang mendapatkan super tiket tahapan final ke Kudus. Dan ternyata ini menjadi kado istimewa untuk sang bunda Lidya Satria, menjelang ulang tahunnya yang ke 46 tahun bulan September nanti.

Ketika dihubungi, Lidya mengaku super tiket dari Jona ini menjadi kado ulang tahun super spesial buat dirinya. Lidya juga berharap kalau Jona bukan hanya sebagai peserta tahapan final tetapi juga bisa menjadi salah satu atlet masa depan PB Djarum kelak.

“Biasanya Jona tiap sore hari berlatih di klubnya (PB Harapan Jaya). Karena mau ke Kudus jadi harus benar-benar dipersiapkan. Mau tidak mau dia minta izin dengan kepala sekolahnya agar jam 9 bisa berlatih secara privat. Memang skill, kecepatan kaki dan fisik Jona kurang jadi perlu ekstra latihan,”ujar Lidya.

Sebenarnya Jona yang turun di kategori U13 Putra ini tidak mau berangkat ke Kudus. Tetapi banyak masukan dari teman-teman dan sahabat karib, kalau kesempatan tidak datang dua kali. Dan akhirnya Jona memutuskan berangkat seminggu sebelum tahapan final di Kudus dimulai.

Rencananya Jona akan menginap di Semarang sebelum ke Kudus. Di semarang Jona sekalian menjenguk sang ayah Satrio Nugroho (46 tahun) yang berkerja di kota ini.

“Hingga saat ini, kita masih kumpulin dana buat jalan ke Kudus. Karena tidak ada bala bantuan materi hanya berupa dukungan dari berbagai pihak, mau tidak mau harus cari duit lebih giat lagi ini. Memang pihak Djarum memberikan uang kompensasi buat Jona ketika di Kudus nanti, tapi itukan duitnya dia,” beber Lidya lagi.

Lidya juga mengatakan kalau Jona sudah 100% siap menghadapi tahapan final di Kudus. Karena singgah di Semarang Jona akan tetap berlatih sebelum ke Kudus. Biar nanti hasil yang didapat, bisa maksimal.

“Prinsipnya kita serahkan saja sama tuhan, jika terpilih tidak apa-apa dan jika tidak juga tidak apa-apa juga. Soalnya Jona ikut audisi ini hanya ingin melihat kemampuan dia bermain bulutangkis sampai dimana,” Kata Lidya.

Dua tahun lalu, Joan sebenarnya sudah merasakan audisi ini. Bahkan, pada saat itu, dirinya bisa sampai ke tahapan karantina. Karena masih berumur 8 tahun, dia merasa takut jika harus tinggal di asrama. Akibatnya dia panik dan tidak melanjutkan lagi. Lidya pun berharap semoga di tahapan final ini Jona bisa memberikan yang terbaik. (ds)