Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Eddy Hartono, Si Pemilik Pukulan Unik
11 Mei 2012
Eddy Hartono, Si Pemilik Pukulan Unik
 
 

Djarum All Stars 2012 yang digelar di PSCC Palembang akhir bulan lalu memboyong Eddy “Kempong” Hartono untuk menjadi salah satu bintang yang berlaga. Tak segan ia mempertunjukkan semua pukulan nyeleneh yang ia miliki, yang tak ayal membuat publik PSCC berdecak kagum.

Kakak dari Hariyanto Arbi ini memang terkenal dengan berbagai pukulan uniknya. Bagi generasi muda saat ini, tahukah kalian siapa Eddy Hartono?

Atlet yang akrab disapa Kempong ini, merupakan punggawa terkuat pada masanya. Ia memperkuat tim Thomas dari tahun 1988 sampai tahun 1994. Mantan atlet yang lahir pada 19 Juli 1964 ini, memiliki sederet prestasi lain yang patut dibanggakan.

Pada tahun 1987, bersama legenda yang dimiliki PB Djarum lainnya, Liem Swie King ia berhasil menjuarai Taipei, Jepang dan Indonesia terbuka di sektor ganda. Setelah Liem terlebih dahulu gantung raket, Eddy dipasangkan bersama dengan Rudy Gunawan. Mereka pun menjadi salah satu ganda yang disegani di dunia internasional, sejajar dengan ganda legenda Korea Park Joo Bong/Kim Moon Soo, Tiang Bingyi/Li Yongbo dari negeri tirai bambu serta Razif Sidek/Jailani Sidek dari Malaysia.

Prestasi tertinggi pasangan Eddy/Rudy adalah medali Perak tahun 1992 di Barcelona, dipartai puncak mereka harus mengakui keunggulan jagoan Korea, Park Joo Bong/Kim Moon Soo. Selain itu Eddy/Rudy meraih gelar juara All England di tahun yang sama.



Eddy terkenal dengan pukulan uniknya. Ia mengaku kalau pukulannya ini adalah hasil dari kerja kerasnya selama ia berlatih. “Dulu saya selalu mencoba untuk memperkuat pergelangan tangan saya dengan menggunakan raket kayu, karena dulu kan alat-alat terbatas tidak seperti sekarang yang sudah ada raket khusus untuk berlatih,” ujar Eddy seperti yang dilansir oleh Kompas.com.

Pukulannya ini kerap mengejutkan lawan, ia bisa dengan mudah merubah arah bola dan merubah kecepatan shuttlecock. Di Palembang pun, ia mengeluarkan kemampuannya itu, seperti mengambil bola diantara kedua kaki sambil memunggungi lapangan, ataupun tipuan gerakan lainnya seperti akan membiarkan bola jatuh tetapi sesaat sebelum menyentuh tanah ia memukulnya ke base line lawan.

Kini, Eddy sudah tak lagi bertanding bulutangkis. Ia pun tak ingin memaksa anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya sebagai atlet bulutangkis. “Kalau mereka mau ya tidak apa-apa tapi ya saya juga tidak memaksa,” ujarnya disela-sela Djarum All Stars beberapa waktu lalu.