
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) sudah sejak 2007 menghadirkan turnamen level superseries. Ini merupakan level tertinggi di turnamen individu. Hadiah yang ditawarkan pun tak sedikit. Turnamen level ini diwajibkan memberikan total hadiah minimal US$ 250 ribu untuk level superseries dan untuk superseries premier minimal US$ 500 ribu. Tahun ini, BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016 menawarkan hadiah total US$ 900 ribu atau setara atau hampir Rp 12 milyar.
Mungkin anda pernah bertanya dalam benak anda, jika hadiah totalnya US$ 900 ribu, berapa yang dibawa pulang para atlet yang kalah di babak awal ataupun semifinalis. Bahkan mungkin dulu jika anda memperhatikan, total hadiah yang dibawa pulang pemain putri dan putra berbeda.
Sebelumnya memang ada perbedaan antara hadiah uang yang dibawa pulang pebulutangkis putra dan putri, tetapi sejak tahun 2008, BWF membuat peraturan baru dimana pembagian hadiah dibagi kedalam tunggal dan ganda. Jadi pebulutangkis tunggal putri saat ini mendapat total hadiah yang sama dengan pebulutangkis tunggal putra.
Misalnya saja di Istora dua pekan lalu. Lee Chong Wei (Malaysia) dan Tai Tzu Ying (Taipei) mengantongi US$ 67,500, sementara Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong (Korea), Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi dan Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok) membawa US$ 71,100.
Hal ini terjadi karena pemenang di nomor tunggal membawa 7,5% dari total hadiah, sementara ganda mengantongi 7,9%. Sementara itu runner up berhak atas 3,8% dari total hadiah, semifinalis 1,45%, perempat finalis 0,6% sementara mereka yang terhenti di babak kedua akan mengantongi 0,35%. Sedangkan jika anda terhenti di babak pertama, maka anda harus pulang dengan tangan hampa. Tak ada prize money untuk mereka yang terhenti di babak pertama.
Sejauh ini, rekor hadiah bulutangkis terbesar masih dipegang oleh Korea Open Superseries Premier 2011 lalu, dimana turnamen ini menawarkan hadiah total US$ 1,2 juta. (RI)
