Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Kisah Perjalanan Handoko Alumni PB Djarum yang Hijrah ke Amerika
14 Januari 2025
Kisah Perjalanan Handoko Alumni PB Djarum yang Hijrah ke Amerika
 
 

Handoko Yusuf Wijayanto adalah pebulutangkis tunggal putra alumni PB Djarum. Pemain kelahiran Jakarta, 26 April 1999 tersebut saat ini memutuskan untuk hijram ke Amerika Serikat untuk menjalani karier sebagai pemain.

Sesama bersaing di level junior, nama Handoko menjadi salah satu yang ditakuti oleh lawan-lawannya. Tak hanya itu, bahkan Handoko pernah mencatatkan sejarah pernah mengalahkan pemain asal Tiongkok, Li Shi Feng. Kala itu Handoko sukses mengandaskan Li di perempatfinal Malaysia International Junior Open 2017 dengan kemenangan 20-22, 21-15, dan 21-17.

Namun pada tahun 2020, Handoko terpaksa untuk keluar dari PB Djarum karena sistem regenerasi yang terus berjalan.

"Akhir 2019 saya diberi tahu kalau saya tidak diperpanjang oleh PB Djarum karena regenerasi. Tapi selama dua tahun hingga akhir 2021 saya tetap di PB Djarum, namun sebagai sparring partner," ucap Handoko.

Handoko pun mendulang prestasi yang tak kalah mentereng ketika turun sebagai atlet profesional untuk kategori dewasa di level nasional. Tak hanya bulu tangkis, pemain berusia 25 tahun tersebut juga menjajal bangku kuliah.

Ia mengambil jurusan manajemen di Perbanas Institute Jakarta dengan mendapat beasiswa sebagai atlet. Dengan kombinasi bulu tangkis dan kuliah ini, ia sempat masuk dalam skuad Indonesia untuk ajang World University Games Chengdu 2021, meski belum mampu membawa pulang medali.

Pada situasi ini, Handoko pun masih memiliki mimpi untuk bisa bermain di level internasional sebagai atlet. Hingga akhirnya pada September 2024, ia mendapat kesempatan untuk terbang ke Amerika Serikat dan memulai karier baru.

"Saya selalu bermimpi untuk bisa bermain di turnamen internasional. Rasanya itu beda. Amerika Serikat bisa jadi pilihan saya untuk bisa mewujudkan mimpi itu lagi," tegasnya.

Di Amerika Serikat, Handoko bergabung dengan klub lokal New York yakni Long Island Badminton Center. Sejak itu, ia secara perlahan mulai membangun kariernya dengan baik dan sudah mengikuti dua turnamen lokal di Negeri Paman Sam.

Salah satu pencapaian apik yang didapat Handoko adalah menjadi juara 3 di Boston Open 2024 di sektor tunggal putra. Bagi Handoko, ini adalah permulaan baik untuk ia mewujudkan mimpinya kembali yakni bermain di turnamen internasional.

Ia pun tak menutup kemungkinan untuk membela Amerika Serikat suatu hari nanti jika kesempatan itu ada. Ibarat pelampiasan, Handoko ingin kegagalan di masa lalu bisa diwujudkan saat ia berkarier di Negeri Paman Sam, termasuk bermain di Kejuaraan Dunia hingga Olimpiade.

"Saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan jika nantinya saya bisa bermain di internasional membela Amerika Serikat. Saya masih punya mimpi bermain di turnamen internasional," tambah Handoko.

Saya punya kesempatan sekarang di Amerika Serikat. Tahun ini saya berusia 26 tahun, usia emas. Setiap main internasional, saya itu lebih excited. Setiap melihat lawan dari negara lain, saya selalu excited," imbuhnya.

Meski begitu, ia juga tidak melupakan kuliahnya di Indonesia yang saat ini memasuki semester enam. Bersamaan dengan menjalani kariernya sebagai atlet bulu tangkis di Amerika Serikat, Handoko tetap berkuliah secara online dan masih ingin menyelesaikan pendidikannya tersebut. (AH)

Sumber : okezone.sport.