Permainan teknik yang berimbang dengan reli-reli panjang, permainan net dan saling mengejar perolehan angka poin yang saling mengejar dalam pertandingan yang disaksikan ribuan penonton di di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, akhirnya dimenangi unggulan kelima Taufik dengan skor ketat 21-19, 8-21, 22-20.
"Melawan Peter Gade sejak pertemuan pertama di final All England 1999, menang atau kalah selalu ramai," ujar Taufik yang merebut game pertama pertandingan tersebut.
Pada game kedua saya berdiskusi dengan pelatih. Dia bilang kalau saya kuat dilanjutkan, kalau tidak dilepas saja, berjaga untuk game ketiga," tambahnya.
Di game penentuan, pertandingan berlangsung ketat dengan kedua pemain saling mengejar dalam perolehan angka hingga 20-20. Pada kedudukan itu, Peter mengatakan berpeluang meraih kemenangan namun permainan Taufik di depan net sangat bagus. Meski kalah, Peter mengaku puas dengan pertandingan tersebut.
"Sudah saya katakan bahwa saya mempersiapkan diri untuk turnamen ini karena ini pertandingan saya menanti-nanti pertandingan ini. Saya megeluarkan semua yang saya punya sehingga pertandingan berlangsung sangat ketat," kata Peter yang terkesan dengan sikap penonton Istora. "Saya senang sekali, luar biasa. saya kira semua orang di stadion tahu bulutangkis, mengerti reli-reli," kata pebulutangkis yang berencana kembali tahun depan.
Taufik akan menghadapi rekan senegaranya di semifinal. "Besok siapa pun yang menang, yang pasti ada satu wakil kita (Indonesia) di final," kata Taufik. Pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan juga maju ke semifinal setelah mengalahkan sesama ganda Indonesia Alvent Yulianto/Hendra Aprida Gunawan 21-19, 21-11.
Namun Kido/Hendra akan menghadapi tantangan berat di semifinal saat mereka bertemu ganda kuat Korea, peringkat lima dunia Jung Jae Sung/Lee Yong Dae.
Sementara itu, langkah pasangan Nova Widianto/Liliyana Natsir terhenti setelah mereka gagal mengatasi ganda China unggulan kelima Zheng Bo/Ma Jin yang pekan lalu meraih gelar di Singapura, dengan kemenangan 21-18, 17-21, 10-21.