Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Saatnya Pelatnas Muda Lepas dari Bayangan
13 September 2010
Saatnya Pelatnas Muda Lepas dari Bayangan
 
 

China Masters Super Series 2010 yang akan berlangsung 14-19 September 2010 di Olympic Sports Center Xin Cheng Gymnasium di Changzhou, provinsi Jiangsu yang berada sekitar dua jam pada barat Shanghai akan menjadi ajang pemolesan para pemain utama muda Pelatnas. Dionysius Hayom Rumbaka, Maria Febe Kusumastuti, dan Annisa Wahyuni diharapkan dapat merajut pengalaman berarti di kandang macan tersebut dan melepaskan diri dari bayang-bayang senioritas.

Hayom akan menjadi satu-satunya pemain Pelatnas yang turun di nomor tunggal putra. Pendakian Hayom tergolong “rapi” bertahap dan diharapkan dapat dengan sedikit-sedikit memupuk kemapanan Hayom dan bahkan membuat kejutan.

Setelah melewati Chan Yan Kit (Hongkong) di babak pertama, nampak Hayom akan berhadapan dengan Chen Long (unggulan ketujuh), pemain China “dua generasi” di bawah Lin Dan yang mengalahkannya di Swiss Super Series 2010 dengan angka tipis 21-12, 17-21, dan 21-15. Jika mampu membalas dendam terhadap Chen Long, nampaknya pemain satu generasi di bawah Lin Dan akan menjadi lawan selanjutnya, yakni, Chen Jin (unggulan ketiga) di perempat final. Lagi-lagi Hayom juga pernah nyaris menang atas Chen Jin saat di All England Super Series 2010, bahkan dengan skor yang lebih tipis lagi: 16-21, 21-19, dan 20-22.

Dengan rapor demikian, tentu saja bukannya tidak mungkin kali ini Hayom akan mampu membobol tembok China di rumahnya sendiri.

Maria FebeTak banyak berbeda, Febe bahkan langsung bersua putri China unggulan kedelapan, Wang Lin di pertandingan pertamanya, walaupun jika Febe mampu mengatasi aral terjal tersebut, babak kedua seharusnya menjadi babak mudah baginya karena pilihannya adalah antara pemain Swis, Jeanine Cicogcini atau pemain lolosan kualifikasi. Namun tentu saja Febe tetap harus bermain lebih daripada yang biasa ia lakukan jika ia ingin merajut pengalaman lebih dan bahkan meraih sukses di China.

Selain itu, jebolan PB Djarum berusia 20 tahun yang saat ini bermain di ganda putri, Annisa Wahyuni, juga akan merajut pengalaman bersama Anneke Feinya Agustine dan langsung memulai petualangan mereka dengan menghadapi Ma Jin/Zhong Qianxin (China). Dan karena partai ini masih didominasi oleh keperkasaan para putri China, maka hasil undian pun dipenuhi dengan pasangan-pasangan tuan rumah. Pengalaman ke Changzhou tahun ini tentu saja akan menjadi pengalaman berharga bagi mereka karena ini pertama kalinya Annisa/Anneke ikut serta di turnamen Super Series di China. Pasangan ini baru naik kelas ke turnamen Super Series internasional pada tahun ini.

Dengan majunya para pemain-pemain muda Pelatnas tersebut ke garis depan, ditambah absennya hampir semua pemain “senior” non-Pelatnas, maka aksi mereka di Changzhou akan lepas dari bayang-bayang para atlet senior merah-putih. Inilah saatnya mereka unjuk gigi sebagai pasukan garda depan Indonesia, dan bukan lagi pemain bayangan.
Harap-Harap Gelar

Nova Widianto/Liliyana Natsir menjadi unggulan pertama di Ganda CampuranKarena diadakan di China, tentu saja tim tuan rumah all out. Dari pemain senior, utama, sampai pelapisnya tidak melewatkan kesempatan ini. Tuan rumah mengambil 17 emblem unggulan di lima partai. Indonesia sendiri mendapat “jatah” dua nomor unggulan di kelima partai. Dari para unggulan merah-putih inilah tersampir asa merebut gelar. Mereka adalah Meiliana Jauhari/Greysia Polii (ganda putri unggulan kedelapan) dan Nova Widianto/Lilyana Natsir (ganda campuran unggulan pertama).

Inilah mereka yang berlaga di Changzhou:
Tunggal Putra: Dionysius Hayom Rumbaka*
Tunggal Putri: Maria Febe Kusumastuti*, Adrianti Firdasari
Ganda Putra: Mohammad Ahsan*/Bona Septano
Ganda Putri: Meiliana Jauhari*/Greysia Polii (8), Shendy Puspa Irawaty*/Nitya Krishinda Maheswari, Annisa Wahyuni*/Anneke Feinya Agustine
Ganda Campuran: Muhammad Rijal/Debby Susanto*, Fran Kurniawan*/Pia Zebadiah Bernadeth, Nova Widianto/Lilyana Natsir (1)
(DC)