Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Hari Valentine di Mata Atlet
12 Februari 2011
Hari Valentine di Mata Atlet
 
 

Bulan Februari identik dengan bulan kasih sayang, karena di bulan ini tepat pada tanggal 14 Februari hampir seluruh dunia merayakan valentine’s day atau yang biasa disebut hari kasih sayang. Warna merah muda atau pink menjadi corak yang umum digunakan pada hari yang disimbolkan dengan bentuk hati. Kaum muda merayakan hari Valentine dengan cara menghadiahkan pujaan hatinya dengan sekuntum mawar atau dengan sebatang coklat.

Kenny Putra AviancyAwalnya Kenny Putra Aviancy tak tahu apa itu hari valentine. Ia baru mengetahuinya setelah teman-teman sekelasnya pada waktu kelas 6 SD memiliki coklat yang banyak. Saat ia tanya ke beberapa temannya, mereka menjawab, “Ini hadiah valentine dari beberapa teman wanita,” kenangnya. Sejak itulah Juara ganda putra ASTEC 2010 ini tahu bahwa hari itu adalah hari valentine. Cerita serupa juga datang dari Bandar Sigit Pamungkas, atau yang biasa dipanggil Sigit. “Waktu Sekolah Menengah Pertama di buat acara valentine atas usul dari Organisasi Intra Sekolah (OSIS)” awalnya bercerita. “Setiap murid di wajibkan membawa kado untuk kemudian ditukar satu sama lain,” lanjutnya. Coklat juga menjadi pilihan utama isi kado bagi alumnus SMP Keluarga Kudus ini.

Bagi Febby Angguni, pertama kali mengenal hari kasih sayang justru ketika ia berada di mall. Ia melihat banyak coklat berbentuk hati di pajang pada etalase toko. “Waktu itu saya masih duduk di sekolah dasar,” katanya. Seperti rekan-rekannya yang lain, juara tunggal putri sirkuit nasional (Sirnas) Jawa Barat 2010 di hari valentine biasanya selalu saling melakukan kegiatan menukar kado dengan teman-temanya. Isinya pun seragam dengan yang lain, yakni coklat. Lain lagi cerita dari Kevin Sanjaya. Pemain kelahiran Banyuwangi ini tidak terlalu mengikuti hari valentine. Meski ia mengaku mengetahui hari raya valentine pada saat berada di bangku sekolah dasar, namun sekalipun ia belum pernah memberikan coklat atau setangkai bunga kepada pujaan hatinya, ataupun sekedar ikut menjadi peserta acara tukar menukar kado.

Setelah mengetahui bahwa setiap tanggal 14 Februari merupakan hari Valentine, pada perayaan di tahun berikutnya Kenny biasanya mengajak pujaan hatinya untuk makan malam bersama, atau sekedar memberinya sebatang coklat. “Kalau gak bisa makan malam bareng, saya secara diam-diam membelikan hadiah coklat kepada wanita idaman saya,” ujarnya tertawa. Ia pun tak punya ungkapan spesial saat memberikan hadiah. Ia hanya mengucapkan “Aku punya coklat untuk kamu”. Sama halnya dengan Kenny, Febby Angguni tak pernah memberikan hadiah yang istimewa dan hanya memberikan hadiah coklat kepada pujaan hatinya. Tetapi ketika ditanya apa ucapan saat memberikan hadiah tersebut, sambil tertawa ia berkata “Ada deh, rahasia.”

Cerita sedih justru datang dari Sigit. Jarak menjadi jurang pemisah cerita cinta mereka. Sigit yang saat ini harus tinggal di asrama yang terletak di kota Kudus harus jauh dari sang kekasih yang tinggal di kota Metropolitan, Jakarta. Sigit sangat berkeinginan memberikan sesuatu yang spesial di hari yang spesial ini secara langsung. Bukan Sigit, jika ia tidak mempunyai siasat jitu. Simbol hari valentine berupa coklat ia berikan dengan menggunakan jasa kurir demi untuk pujaan hatinya. Jika tak sempat ia mengirimkan coklat, maka telepon menjadi alat untuk mengungkapkan isi hatinya. “Aku sayang kamu, I love you,” ujarnya buka rahasia.

Lucunya, bagi semuanya, hari valentine hanya identik dengan memberikan ucapan kepada kekasih hati, bukan kepada orang tua. Kenny, Sigit, Kevin bahkan tak pernah mengucapkan ucapan kepada orang tuanya. Hanya Febby yang memberikan ucapan, itupun karena sang mama yang memberikan ucapan terlebih dahulu. “Kalau ke orang tua rasanya kurang pas saja, memberikan ucapan hari Valentine,” jelasnya sambil menutup pembicaraan. Met Valentine. (AR)