Atlet muda bertinggi 185 cm, Rafiddias Akhdan Nugroho atau yang akrab disapa Rafi merayakan idul fitri di kampung halaman sang ayah di Klaten. Ia mengaku sebetulnya tahun ini, keluarganya berencana akan merayakan idul fitri di Jakarta, tetapi karena ada acara keluarga lain, mereka pun akhirnya berlebaran di Klaten.

Idul Fitri merupakan hari besar umat Islam dan sudah menjadi tradisi untuk pulang kampung dan bersilaturahmi dengan keluarga. Tradisi lainnya adalah "salam tempel" atau di warga keturunan Tiong Hoa biasa dibungkus dalam amplop dan disebut angpao yang dibagikan pada hari raya Imlek.

Hanya sedikit yang berbeda dari tradisi salam tempel dan angpao. Jika angpao diberikan oleh mereka yang sudah berkeluarga kepada siapapun yang belum menikah berapapun usianya, maka dalam salam tempel ini biasa dilakukan mereka yang sudah berkeluarga ataupun sudah memiliki pekerjaan. Mereka yang sudah memiliki pekerjaan, sudah jarang dan biasanya tidak lagi menerima salam tempel.

Rafi yang kini masih berusia 16 tahun pun mengaku jika ditahun ini, ia tidak ingin lagi menerima salam tempel. "InsyaAllah saya pengen coba saya yang kasih lah, bukan saya yang terima salam tempelnya," ujarnya sambil tersenyum.

Selama Ramadhan tahun ini, Rafi mengaku sembilan hari puasanya batal karena latihan berat yang dijalaninya. Tetapi ia mengaku selalu mengganti puasa yang batal di akhir minggu sebelum Ramadhan tahun berikutnya datang. Kini Rafi sendiri sudah kembali ke Jakarta untuk kembali berlatih dan mempersiapkan diri untuk kejuaraan berikutnya.