Nama Rian Sukmawan mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para penikmat bulutangkis. Pemain spesialis ganda putra ini pernah bertengger di ranking 14 dunia bersama pasangan Yonathan Suryatama Dasuki di tahun 2010, tahun yang sama Rian mengundurkan diri dari Pelatnas.
Malam (27/2) tadi, insan bulutangkis tanah air seketika diselimuti duka mendalam. Sosok yang sangat ramah, rendah hati, dan tak jarang menebarkan senyum khasnya sudah tak akan pernah lagi muncul di lapangan. Rian, tutup usia.
Kabar mengejutkan ini datang dari Semarang, tempat Rian terakhir bermain bulutangkis. Bersama beberapa rekannya, Rian bertolak ke Semarang pada Sabtu siang untuk melakoni laga eksebisi. Menurut keterangan yang didapat www.pbdjarum.org dari Rendra Wijaya, Rian mengeluh kelelahan usai bertanding.
“Habis main keluar (dari hall) bilang capek, tiba-tiba ada yang kasih kabar kalau Rian tidak bisa dibangunkan. Dibawa ke rumah sakit, Rian sudah ngga ada,” ujar atlet yang akrab disapa Kace itu.
Rian yang dikabarkan tak bangun itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Telogorejo, Semarang. Rian akan dimakamkan siang ini (28/2) di kota kelahirannya, Semarang.
Rian lahir di Semarang, 21 November 1985 silam. Pria berperawakan tegap, dan mata sipit yang kian menyempit saat tertawa itu sempat merintis asanya untuk menjadi pemain papan atas dunia. Bersama Yonathan, Rian sempat mencicipi berbagai turnamen internasional pada tahun 2006 hingga 2010.
Setelah tak lagi bergabung bersama Pelatnas, Rian turun di berbagai arena turnamen internasional dan nasional seperti Djarum Sirkuit Nasional (Djarum Sirnas) bersama Rendra. Mereka bahkan sempat dijuluki sebagai Raja Sirnas, karena begitu banyak gelar yang mereka raih di berbagai seri.
Rian dan Rendra terkenal sebagai pasangan “nyentrik” di lapangan. Mereka tak jarang kerap beradu argumen sambil bermain, mereka memberikan hiburan tersendiri bagi penonton yang menyaksikan langsung pertandingan mereka. Di arena BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014, mereka pernah menjadi news maker.
Selain berhasil menembus babak kedua setelah merangkak dari babak kualifikasi, mereka hadir di berbagai media karena kembali “nyentrik”. Keduanya tampil dengan menggunakan sepatu belang, dengan warna yang berbeda antara sepatu kiri dan kanan. “Kami memang sengaja, sepatu pemberian sponsor banyak. Jadi kalau dipakai sebelah-sebalah semuanya bisa terpakai,” ujar Rian kala itu.
Rian tak lagi bermain bulutangkis di kancah internasional sejak 2014 lalu. Ia sempat menjadi pelatih di PB Djarum sebelum akhirnya memutuskan untuk merintis bisnisnya sendiri. Rian pergi meninggalkan seorang istri, Anna Chamellia yang dinikahinya tahun 2013 silam, di tahun yang sama Rian membawa Musica Champion menjuarai Djarum Superliga 2013.
Selamat Jalan, Rian.
Profil lengkap Rian, bisa diakses di sini. (RI)