Memasuki hari ke enam dibulan Ramadhan, atlet ganda remaja putri Mia Dian Nurlia masih menjalankan ibadanya. Walau pun rutinitas berlatih masih tetap ia lakoni dan bukan suatu halangan bagi dirinya. Menurut pemain kelahiran Sukoharjo tahun 2000 ini bahwa berpuasa sambil latihan itu memang lebih capek dan melelahkan, tetapi itu tergantung dari niat awalnya.

“Memang latihan itu sudah jadi rutinitas kita sebagai atlet. Karena dengan latihan atlet bisa lebih baik dan bisa meraup mimpi. Tetapi bulan suci Ramadhan itukan ibadah yang tidak boleh ditinggalkan sebagai umat Islam. Jadi tergantung dengan niat kita berpuasa, jika sudah yakin dengan niatnya. Latihan seberat apa pun tidak ada masalah,” tutur gadis yang memiliki tinggi 154 cm ini.

Mengenai arti dari Ramadhan, Mia mengatakan kalau Ramadhan itu selayaknya umat muslim lainnya yang berpuasa selama sebulan penuh. Ia belajar merubah diri agar bisa lebih baik, bisa lebih menahan amarah. Bulan ini pun datang juga sekali setahun.

“Bulan suci ini datang setahun sekali dan tahun depan belum tentu bertemu lagi, jadi manfaatkan bulan suci ini dengan penuh kasih sayang dan berusaha lebih baik,” sahut peraih semifinal Djarum Sirnas Kalimantan Selatan Open 2016 lalu.

Tenyata Mia dan teman-temannya memiliki pengalaman yang menarik dan cukup mengelitik. Pasalnya, setelah habis melakukan rutinitas latihan. Mereka bersama-sama mengikuti sholat taraweh di salah satu masjid dekat asrama. Karena lelah dan capek, mereka pun tertidur hingga dibangunkan oleh seorang ibu.

“Waktu itu, habis latihan. Kita rame-rame pergi ke masjid ingin sholat taraweh berjamaah. Karena ceramah ustad terlalu lama, kita dengerin sambil tidur-tiduran. Eh malahan tidur benar, untungnya dibangunin oleh ibu-ibu. Untungnya lagi, tidak ada yang ngorok, kalau ada kitanya malu,” tambah Mia sambil tertawa lebar. (ds)