Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > [Kilas Balik 2016] Munculnya Penerus Keluarga Kusharjanto
02 Januari 2017
[Kilas Balik 2016] Munculnya Penerus Keluarga Kusharjanto
 
 

Kompetisi bulutangkis domestik tahun 2016 telah memunculkan seorang pemain muda berprestasi bernama Rehan Naufal Kusharjanto. Nama belakang Kusharjanto mengingatkan kita pada salah seorang legenda bulutangkis Indonesia Tri Kusharjanto, peraih medali perak Olimpiade 2000 dan enam kali juara Indonesia Open. Tidaklah heran dengan kesamaan nama belakang tersebut, Rehan memang putra Tri atau akrab juga dipanggil dengan Trikus.


Selain dari sang ayah, Rehan juga memiliki darah bulutangkis dari sang ibu yang bernama Sri Untari. Sang ibu juga merupakan mantan pemain Pelatnas. Sri Untari mencatat prestasi tertinggi dalam karirnya sebagai juara ganda campuran Kejuaraan Asia tahun 1992 berpasangan dengan Joko Mardianto.


Dengan modal lengkap dari kedua orang tuanya, atlet kelahiran 28 Februari 2000, mulai merintis prestasi. Diantara gelar juara yang berhasil disabetnya tahun 2016 adalah meraih “double winners” diajang Walikota Surabaya Open 2016. Rehan yang berpasangan dengan  Siti Fadia Silva Ramadhanti, berhasil meraih gelar juara ganda campuran taruna setelah mengalahkan Renaldi Samosir/Hediana Julimarbela (Exist Jakarta), 21-12, 17-21 dan 21-10. Lalu, bersama Pramudya Kusumawardana menjuarai ganda remaja putra setelah mengalahkan rekannya Helmi Abu Hanifa/Viorel Juan Fernando, 21-17 dan 21-18.


Kebahagian Rehan tertambah setelah sang ayah juara di turnamen yang sama. Tri Kusharjanto yang berpasangan dengan Rony Wijaya, berhasil memenang gelar juara ganda veteran usia 40, setelah difinal mengalahkan Slamet Cahyo/Antonius, 21-16 dan 21-16.


“Ayah merupakan pemain idola saya. Prestasi yang pernah diraih ayah merupakan merupakan motivasi tersendiri buat saya. Ayah dan bunda juga sering memberi masukan dan movitasi ketika saya bertanding,” ungkap Rehan


Rehan juga meraih double winners diajang Djarum Sirnas Lampung Open 2016. Ia yang berpasangan dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti, berhasil meraih gelar juara ganda campuran taruna. Rehan/Fadia mengalahkan wakil Exist Jakarta, Alan Muhammad Afwani H/Enzelica Sutanto, 23-21 dan 21-16. Gelar kedua diraih dari nomor ganda remaja putra. Rehan yang berpasangan dengan Haffiz Nur Adila mengalahkan pasangan Exist Jakarta Clinzy Gregorius Haribasz/Timoti Wuisan, dengan skor 21-14 dan 21-13 dengan durasi 38 menit.


Meskipun Rehan masih berkategori kelompok remaja, ia tidak gentar ketika turun di kelompok taruna. Dipenghujung tahun 2016, Rehan meraih “double runner up” di ajang yunior bergengsi Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Perorangan Taruna 2016. Di nomor ganda campuran taruna, Rehan/Fadia kalah dari Yeremia Erich Yotje Yacob Rambitan/Winny Oktavina Kandow, 15-21, 21-19 dan 14-21. Di ganda taruna putra, Rehan yang berpasangan dengan Pramudya juga tidak berhasil mengatasi seniornya di klub PB Djarum Bagas Maulana/Calvin Kristanto dan kalah, 16-21 dan 9-21. Namun dengan usianya tersebut masih ada kesempatan raihan meraih Juara Nasional Taruna di tahun-tahun mendatang.


Rehan, mengikuti jejak sang ayah menekuni bulutangkis sejak umur 5 tahun. Ia dilatih sendiri oleh ayahnya. Tahun 2013, ia dibawa ayahnya untuk sparing dengan atlet-atlet PB Djarum di Petamburan. Penampilan Rehan menarik perhatian Ade Lukas yang merupakan pelatih ganda PB Djarum. Lalu, ia diberikan kesempatan ujicoba satu minggu untuk tinggal dan berlatih di PB Djarum. Karena Rehan menunjukkan kualitas permainan yang baik, ia resmi diterima menjadi anggota klub tersebut. Kini, Rehan menatap kompetisi tahun 2017 dengan harapan membuat prestasi lebih baik. (Hendri.K)