Liem Swie King adalah legenda bulutangkis Indonesia, yang menjadi salah satu atlet generasi pertama yang mendapat beasiswa PB Djarum pada tahun 1960-an. Perjalanan bulutangkis mantan pemain yang dijuluki 'King of Smash' itu sangatlah cemerlang. Berbagai prestasi prestisius berhasil didapatkan oleh pria kelahiran 28 Februari 1956 itu.
Salah satunya yatu di ajang turnamen beregu Thomas Cup. Tercatat, King pernah mencicipi juara Thomas Cup sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun tahun 1976, 1979, dan 1984.
Kisah sukses King di Thomas 1976, dituliskan King dalam bukunya "Panggil Aku King" sebagai salah satu momen terbaiknya. Dalam bukunya, ia bahkan menyebutkan momen kembalinya Piala Thomas di 1976 setelah menang 9-0 atas Malaysia, sangat disambut meriah oleh masyarakat di Tanah Air. Kala itu, King menjadi penentu kemenangan bagi tim merah putih.
Pada Thomas 1979, King kembali menjadi pahlawan merah putih untuk membawa pulang piala. Menghadapi Denmark di final, King yang turun di partai kedua kembali menyumbang poin, usai menang 15-3 dan 15-6 atas Morten Frost Hansen.
Kemudian pada Thomas 1984, nampaknya kenangan yang tak akan pernah bisa dilupakan. Menjadi tunggal pertama, King yang amat diharapkan memberikan satu angka, ternyata kalah dari wakil China, Luan Jin. Namun begitu, kekalahan itu pun langsung dibayar King saat turun di partai penentu di nomor ganda. Berpasangan dengan Kartono, mereka memang menghadapi ujian berat. Tapi ternyata pasangan baru Indonesia unggul tipis 18-14 di set pertama, dan semakin meyakinkan lagi di set kedua, 15-12. Piala Thomas pun kembali menjadi milik Indonesia. (ah)