Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Sigit Budiarto Mengenang Piala Thomas 1998: Jadi Pemain Termuda dan Berjuang di Tengah Kerusuhan
25 Agustus 2021
Sigit Budiarto Mengenang Piala Thomas 1998: Jadi Pemain Termuda dan Berjuang di Tengah Kerusuhan
 
 

Momen Piala Thomas menjadi salah satu kejuaraan yang tak dilupakan oleh pemain ganda putra besutan PB Djarum, Sigit Budiarto. Sepanjang kariernya, Sigit mengikuti tiga kali Piala Thomas, yakni pada tahun 1998, 2000, serta 2002, dan selalu berhasil membawa pulang piala lambang supremasi bulutangkis beregu putra itu ke Tanah Air.

“Semua Kejuaraan Piala Thomas yang saya ikuti memiliki kesan tersendiri. Masing-masing punya kesan karena lika-likunya yang berbeda. Tapi yang paling berkesan menurut saya waktu tahun 98. Tahun 98 di Indonesia ada kerusuhan. Ada tekanan yang begitu besar dari dalam dan luar lapangan,” kata Sigit kepada PB Djarum.

Piala Thomas 1998 berlangsung di Hong Kong pada 17-24 Mei 1998. Hanya berselang dua hari dari kerusuhan Mei 1998 pada 13-15 Mei di Jakarta. Suasana politik di Indonesia sedang tidak stabil. Kondisi kerusuhan Tanah Air menjadi mimpi buruk bagi seluruh warga Indonesia. Puncaknya, Presiden Soeharto dipaksa mundur dari jabatannya dan digantikan oleh Presiden BJ Habibie.

Berkat perjuangan keras tim Indonesia, Piala Thomas berhasil dipertahankan dan dibawa pulang ke Tanah Air. Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2 di babak final.

Sigit yang saat itu berpasangan dengan Candra Wijaya menjadi penentu kemenangan Indonesia dengan mengalahkan Lee Wan Wah/Choong Tan Fook.

“Kita diharapkan bisa membela merah putih di sana. Satu momen yang luar biasa. Yang pasti inginnya bagaimana bendera merah putih berkibar. Di saat ada yang tidak baik di Indonesia, kita bisa mempertahankan Piala Thomas dan mempersembahkan untuk Indonesia,” kata Sigit lagi.

Selain itu, momen Piala Thomas 1998 menjadi berkesan buat Sigit, karena ia menjadi pemain termuda di antara skuad merah putih lainnya. Sigit mengaku banyak belajar dalam penampilannya di Hong Kong kala itu.

“Pada saat team event mereka, para senior saya, sangat membantu untuk memberikan masukan yang positif. Banyak dibantu sama yang senior supaya lebih kuat menghadapi lawan,” ungkap Sigit.

Kini Piala Thomas belum bisa kembali pulang ke Indonesia sejak terakhir kali di tahun 2002. Sigit berharap pada Piala Thomas tahun ini, tim garuda bisa memetik kesuksesan.

“Tentunya inginnya kita bisa merebut kembali Piala Thomas setelah sekian lama lepas dari genggaman Indonesia. Ada rasa rindu dan keinginan bahwa bisa nggak ya kita membawa pulang lagi Piala Thomas, salah satu ikon bulutangkis di dunia. Pastinya kita sangat ingin merebut kembali,” tutur Sigit.

Piala Thomas 2020 akan digelar di Aarhus, Denmark pada 9-17 Oktober mendatang. Berdasarkan hasil undian, Indonesia berada di Grup A Bersama Taiwan, Aljazair, dan Thailand. (NAF)