Pasangan taruna putra PB Djarum Haffiz Nur Adila/Pramudya Kusumawardana langkahnya terhenti. Mereka tak kuasa membendung permainan pasangan Jepang Kaneko Mahiro/Kubota Yunosuke pada laga qualifikasi final Djarum Sirnas Premier Jakarta Open 2016 di GOR Asia Afrika, Senayan, Senen (2/5) malam.
Sebenarnya di awal game pertama Haffiz/Pramudya bisa mengimbangi permainan lawan. Bahkan mampu unggul dalam peraihan poin. Tapi kegigihan mereka pun terhenti akibat sering kali membuat kesalahan dalam pengembalian bola. Mereka menyerah di game ini dengan skor tipis, 19-21.
Game kedua, Haffiz/Pramudya masih bisa mengikuti permainan lawan. Tapi ketika skor 11-13, pertahanan mereka justru mudah ditembus dan mereka pun tertinggal point 14-18. Mereka coba bangkit tapi sayang dewi fortuna belum berpihak kepadanya. Mereka pun menyerah kembali di game ini dengan skor, 17-21.
Usai bertanding, Haffiz dan Pramudya mengatakan ini kali pertama mereka naik kelas taruna. Tentunya tidak ada beban mainnya, tapi di lapangan tadi mereka kurang yakin dengan diri sendiri.
“Musuh juga pukulan smasnya kencang dan tenaganya juga besar sekali. Ini berbeda dengan kelas remaja. Di taruna lebih cepat mainnya jadi harus benar-benar siap mainnya,” sahut Pramudya. (ds)
