Pebulutangkis legendaris tanah air, Liem Swie King dalam dua tahun terakhir turut menjadi tim pemandu bakat Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis. Atlet yang memiliki julukan King Smash ini mengaku bahwa keterlibatannya kembali di dunia bulutangkis karena ia merasa ingin menyumbangkan sesuatu kepada bulutangkis di Indonesia.
“Saya ingin menyumbangkan sesuatu, karena kalau kita lihat dulu Indonesia memiliki prestasi dan sejarah di dunia bulutangkis. Ya kita ini negara bulutangkis, tetapi dalam beberapa waktu terakhir (prestasinya) sempat tenggelam,” ujar King saat dijumpai disela Audisi Umum pada Rabu (31/8) siang.
King yang lahir dan besar di Kudus ini pun mengaku bahwa untuk menjadi juara, seseorang memerlukan empat hal. “Kunci untuk jadi juara sebenarnya cuma dua. Latihan keras dan kerja keras, jangan cuma rata-rata. Kalau mau juara itu juga usaha dan semangatnya harus lebih dibanding dari yang lain, kuncinya itu kok,” tambahnya.
King pun menuturkan bahwa kunci baginya untuk bisa berprestasi lebih dari yang lain adalah karena ia memegang prinsipnya. “Saya prinsipnya musuh latihan berapa saya harus lebih. Itu pun belum tentu menang, tetapi setidaknya usaha saya sudah berusaha,” pungkasnya.
Sepanjang karir bulutangkis internasionalnya, King berhasil menyabet tiga gelar juara All England dan tiga kali runner up. Ini menjadi catatan tersendiri baginya, karena ia berhasil terus masuk final turnamen bulutangkis tertua dunia itu dalam enam tahun. (RI)