Sirkuit Nasional
Home > Berita > SIRKUIT NASIONAL > [Djarum Sirnas Jakarta Open 2014] Putri Ayu Susul Rekannya ke Perempat final
15 Mei 2014
[Djarum Sirnas Jakarta Open 2014] Putri Ayu Susul Rekannya ke Perempat final
 
 

Putri Ayu Desiderianti asal PB Djarum berhasil menyusul rekan-rekannya ke babak perempat final kejuaraan Djarum Sirnas Jakarta Open 2014. Pemain tunggal remaja putri ini mengalahkan Aisyah Nuraini asal klub Tangkas di laga ketiga. Unggulan ke-5 ini menang dua game langsung dengan skor 21-16 dan 21-16, dalam durasi waktu 46 menit.


Putri ayu mengaku, sejak pertandingan ini bergulir ia bermain kurang yakin karena terbebani dengan ambisi lawan untuk mengalahkan dirinya. Jadinya menggangu konsentrasinya di lapangan. Pelatih pun memberi pengarahan agar tetap fokus bermain dan asal bola masuk dahulu. Intinya harus bisa dapat poin. Setelah itu ia bermain makin yakin dan tambah percaya diri.


Sejak bertemu di Sirnas Batam, dia sudah berambisi ingin mengalahkan saya. Tapi bisa saya gagalkan. Dan di Sirnas Jakarta, ambisi dia makin memuncak dan saya jadi pikiran. Sempat terbawa dalam bertanding. Untungnya pelatih kasih tahu, ke saya. Katanya, di dalam permainan tidak mesti kitanya yang bisa mematikan permainan lawan. Tetapi ada kalanya lawan bisa membuat kesalahan dan mati sendiri. Dari kata itu lah saya mulai percaya diri mainnya,” tambahnya.


Putri Ayu akan berhadapan dengan Sri Fatmawati asal klub Pelatcab Abadi Probolingo di babak perempat final nanti. Sri melangkah setelah mengalahkan pemain asal klub PB Djarum, Agatha Emanual dengan dua game langsung, 21-16 dan 21-15. Bagi Putri Ayu dan Sri, ini adalah pertemuannya yang kedua kali. Di turnamen Piala Walikota Surabaya lalu, Putri ayu mengalami kekalahan dengan dua game langsung.


Putri Ayu berharap bisa membalaskan kekalahannya di Surabaya. Menurutnya, ambisi ini harus bisa dilakukannya. Dengan tidak meremehkan dia dan tetap selalu waspada. Bola belakang dan tidak mau menyerah itu tipikal permainan dia. Makanya ia harus lebih siap, lebih menyerang terlebih dahulu. Saat ini ia dalam kondisi fit dan semoga bisa mengatasi permainan dia. Kalau bicara target, tentunya menjadi juara. Walaupun untuk mencapai itu tidaklah mudah, tetapi tetap optimis selalu.


Sedangkan Agatha yang dikalahkan Sri di laga ketiga merasa kecewa. Menurutnya, sejak awal ia sudah dikontrol permainannya. Gara-gara ia memberikan bola lob terlalu sering. Malahan diserang, lagi pula pergerakan kakinya tidak posisi siap. Jadi kewalahan menahan serangan dia. Ini menjadi pelajaran buatnya, ternyata di kelas remaja itu lebih ketat dan lebih menguras otak.


Kalau di kelas pemula kita hanya mengejar bola jatuh dan harus bisa mengembalikannya. Tetapi di remaja ini berbeda kita harus pakai otak untuk mengalahkan lawan. Ini pengalaman berarti buat saya. Kalau di Sirnas Bandung tidak ada kelas pemula, saya ingin ikut lagi di kelas remaja. Hitung-hitung latihan, ujarnya. (DS)