
Setelah menang atas Amira Fitria Liza asal Jaya Raya Metland Jakarta dengan skor 22-20 dan 21-13, Era Dzulzilati Malikul Mulki Wi berhak melaju ke babak ketiga ajang Djarum Sirnas Palangkaraya 2014. Tunggal pemula putri asal PB Djarum ini akan bertemu unggulan kelima, Tabita Chirtian asal klub Hiqua Wima.
Menurut Era, ini kali pertama mereka bertemu. Setidaknya ia sudah dapat mengerti pola permainan Tabita. Oleh karena itu di pertandingan nanti, ia harus bisa berpikiran positif dan fokus saat bermain. Pengembalian bola-bola menyilang Tabita cukup membahayakan. Makanya ia harus dalam posisi siap.
“Kalau bisa menekan permainan dia terlebih dahulu. Jangan sampai dia mengendalikan permainan. Walaupun ini pertama kali bertemu, saya tetap optimis bisa mengimbangi permainan dia. Kalau membicarakan target saya hanya sampai di semifinal. Karena saya lebih fokus ke sektor ganda putri,” kata Era.
Mengenai pertandingan tadi, Era pun mengakui di game pertama ia terlalu mengikuti permainan lawan dan akhirnya malah terbawa oleh permainannya. Bahkan, pergerakan kaki di rasanya kurang cepat. Pengembalian bola tanggung pun memudahkan lawan menekan pertahanannya.
“Saat saya bisa membuat deuce di game pertama. Saya coba lebih konsentrasi, mulai dari serve sampai pengembalian bola harus benar-benar fokus. Ditambah harus berani dan mau mengejar bola,” ujarnya.
Di game kedua, permainan Era mulai terlihat mengendor. Pukulan dan pengembalian bolanya pun sering kali keluar lapangan dan menyakut di net. Tetapi setelah inteval, ia mencoba bangkit dan mulai mengimbangi permainan lawan. Bahkan, mampu meraih game ini. Menurut Era, di awal game kedua ia kurang berani mainnya dan kurang memaksakan diri. Akibatnya pengembalian bolanya sering kali menyakut dan keluar lapangan.
“Karena ingin buru-buru mematikan lawan jadinya membuat kesalahan. Pelatih pun langsung menegur saya. Agar mainnya sedikit memaksa dan jangan mudah menyerah. Pelatih pun mengancam kalau saya tidak mau maksa mainnya. Ia tidak akan mendampinginya. Dari situ saya mulai berani dan memaksa mainnya,” jelas Era. (DS)
