Tim ganda putri Indonesia diperkuat oleh enam pasang di Vietnam Open Grand Prix 2010 yang akan diadakan di Ho Chi Minh City (HCMC) pada tanggal 5-10 Oktober pekan depan. Tim terdiri dari lapis utama dan para pemudi harapan masa depan Pelatnas. Prediksi, tiga pasangan di perempat finalis.
Harapan utama untuk memenuhi prediksi ini tentunya ada di tangan pasangan paling “senior” di tim tersebut, yakni, Shendy Puspa Irawati/Nitya Krishinda Maheswari (unggulan ketujuh). Shendy/Nitya diharapkan dapat melaju sampai ke perempat final untuk bertemu Komala Dewi/Keshya Nurvita Hanadia (unggulan ketiga). Jika prestasi terbaik Shendy/Nitya adalah masuk perempat final Singapore Open Super Series Juni lalu, Komala/Keshya tahun ini tiga kali melaju ke semifinal, yakni, di Vietnam International Challenge, India Grand Prix Gold, dan Bitburger Open Grand Prix Gold.
Sang pemenang duel ini nampaknya akan bertemu Ma Jin (CHN) yang kali ini berusaha memandu yuniornya, Zhong Qianxin, di semifinal. Walaupun Qianxin masih hijau di dunia pertarungan bulutangkis internasional, tetapi Ma Jin tetaplah faktor yang sangat perlu diperhitungkan.
Pasangan Indonesia lainnya yang diharapkan menembus perempat final adalah Suci Rizki Andini/Della Destiara Haris (unggulan keempat) yang tahun ini sukses menjuarai Indonesia International Challenge dan melaju ke semifinal India Grand Prix Gold dan harus bersiap untuk bertemu unggulan kedelapan asal Taipei, Hung Shih Chieh/Yang Chia Chen.
Selain ketiga pasang tersebut, ada tiga pasangan lain yang turut merajut pengalaman dan mencoba unjuk gigi terbaik di HCMC. Mereka adalah Dwi Agustiawati/Ayu Rahmasari –diprediksi bertemu Komala/Keshya di babak kedua, Gebby Ristiyani Imawan/Tiara Rosalia Nuraidah –diprediksi berjibaku melawan Suci/Della di babak kedua, dan Jessica Muljati/Yulia Yosephine Susanto –langsung bertemu Ma Jin/Zhong Qianxin di babak pertama.
China Godok dan Poles Generasi MudaHampir sepanjang tahun ini, tim China “tengkurap.” Mereka banyak melewatkan ajang-ajang bergengsi di trimester kedua dan ketiga tahun ini. Jika harus mengirim atletnya pun, mereka hanya mengirim sekedarnya saja.
Di pengundian Vietnam Open Grand Prix Gold terlihatlah sedikit maksud dari sang pelatih, Li Yongbo.
Pelatnas bulutangkis China saat ini sedang menggodok generasi bulutangkis selanjutnya. Nampaknya Zhong Qianxin akan menjadi salah satu peluru perak China di masa depan yang diharapkan dapat menjadi salah satu tombak utama China. Ia sebelumnya tidak pernah dikirim ke ajang internasional, namun tiba-tiba kali ini Qianxin dikirim untuk berlaga di ganda putri dan ganda campuran, berpasangan dengan atlet-atlet yang notabene sudah lebih berpengalaman, yakni, Ma Jin (ganda putri/juara dua Super Series tahun ini dan runner up Kejuaraan Dunia bersama Wang Xiaoli) dan Shen Ye (ganda campuran/biasa bermain ganda putra bersama Chen Zhiben).
Selain itu Shen Ye juga nampak “mencurigakan” karena di Vietnam kali ini, ia juga akan berlaga di ganda putra, namun berpasangan dengan Hong Wei, seorang atlet tanpa catatan di dunia bulutangkis internasional sama sekali.
Jika para muda-mudi China yang buku rapor internasionalnya masih putih bersih ini ternyata mengguncang HCMC, maka hampir bisa dipastikan bahwa selama setidaknya enam bulan terakhir, Pelatnas China menggodok para pebulutangkis mudanya, tidak hanya oleh para pelatih namun juga dengan dukungan dan bimbingan dari para seniornya yang juga ikut “menghilang” selama beberapa bulan belakangan ini.
Jika China sudah (hampir) siap untuk mengguncang dunia dengan nama-nama segar, bagaimana dengan Indonesia? (DC)