Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Kilas Balik 2016] Puncak Prestasi Owi/Butet
25 Desember 2016
[Kilas Balik 2016] Puncak Prestasi Owi/Butet
 
 

Siapa yang menyangka jika pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliana Natsir bisa merebut medali emas di ajang terbesar dan bergengsi Olimpiade. Padahal di awal tahun prestasinya di bulutangkis tidak begitu menjanjikan. Pasangan yang biasa di sapa dengan sebutan Owi/Butet ini beberapa kali gagal menyentuh gelar juara. Dari sekian turnamen yang di ikuti, hanya gelar juara dari kejuaran Malaysia Open Super Series Premier 2016 yang di dapat.

Owi/Butet mengawali perjalanan tahun 2016 dengan gagal menggapai juara di beberapa kejuaraan . Malah di kejuaraan Malaysia Masters 2016, mereka menyerah di babak pertama dari pasangan muda China Zheng Siwei/Li Yinhui. Di kejuaraan yang telah di rebut sebanyak tiga kali, yakni All England, Owi/Butet menyerah di babak perempat final dari ganda suami istri Chris Adcock/Gabrielle Adcock.

Barulah pada percobaan ketiga di kejuaraan Malaysia Open Super Series Premier 2016 Owi/Butet bisa membawa pulang gelar juara. Mereka mengandaskan beberapa nama besar seperti Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, juga pasangan yang mengalahkan di All England Chris Adcock/Gabrielle Adcock. Di final, Owi/Butet menekuk andalan Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying melalui rubber game.

Di kejuaraan Singapore Open Super Series 2016, langkah Owi/Butet terjungkal di babak semifinal. Di kejuaraan Asia mereka kembali kalah. Musuh bebuyutannya Zhang Nan/Zhao Yunlei yang menghentikan di partai puncak. Dari dalam negeri, dikejuaraan BCA Open Super Series Premier 2016 Owi/Butet kembali kandas menggapai juara. Mereka terhenti di babak kedua di tangan ganda Denmark Kim Astrup/Line Kjaersfeld. Di kejuaraan Australia Open Super Series malah perjalanan Owi/Butet terpuruk di babak pertama.

Kegagalan demi kegagalan yang dialami ganda campuran terbaik yang dimiliki Indonesia ini membuat Owi/Butet membuka diri belajar untuk introspeksi diri. Apalagi Olimpiade Rio 2016 sudah di depan mata. Owi/Butet pun lantas mempersiapkan diri semaksimal mungkin. Tak jarang, latihan tambahan mereka lahap tanpa pernah ada kata membantah.

Hasilnyapun luar biasa. Owi/Butet menjadi pasangan ganda campuran pertama Indonesia yang bisa merebut medali emas Olimpiade. Medali emas yang didapat sekaligus merupakan satu-satunya medali emas bagi kontingen Indonesia. Perjalanan Owi/Butet menuju puncak medali emas di lalui dengan tanpa kehilangan satu game pun.

Di babak penyisihan grup C, Owi/Butet menjadi yang terbaik dari RobinMiddleton/Leanne Choo, Bodin Isara/Savitre Amitrapai dan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Sayangnya undian belum berpihak kepada Indonesia. Di babak perempat final, Owi/Butet harus tega menghentikan rekannya Praveen Jordan/Debby Susanto. Di babak semifinal, dengan meyakinkan Owi/Butet mengalahkan musuh abadinya dari China Zhang Nan/Zhao Yunlei. Di Final, lagi-lagi mereka mengandaskan harapan Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.

Usai Olimpik, Owi/Butet kembali memburu gelar. Tetapi nampaknya kejuaraan Denmark Open Super Series Premier 2016 belum berpihak kepada mereka. Mereka terhenti di babak kedua dari ganda China Wang Yilyu/Huang Dongping.

Dari kejuaraan bulutangkis seri Asia nama Owi/Butet berkibar. Dua gelar juara berhasil mereka sabet. Di kandang naga, pada kejuaraan China Open Super Series Premier 2016 Owi/Butet menjadi kampiun. Kejayaan Owi/Butet dilanjutkan di kejuaraan Hongkong Open Super Series 2016. Dalam keadaan cedera yang dialami Butet, ganda campuran nomor satu Indonesia ini kembali menjadi yang terbaik. Dalam partai All Indonesian Final, Owi/Butet menjadi juara dengan mengalahkan Praveen Jordan/Debby Susanto.

Sayang, cedera yang dialami Butet masih berlanjut. Hal inilah yang membuat Owi/Butet tak bisa tampil maksimal di kejuaraan Dubai World Superseries Final 2016. Usai menyerah dari Praveen/Debby dalam putaran grup A, Owi/Butet memilih mundur saat tengah bertanding menghadapi ganda campuran Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, dan memberikan kemenangan tanpa tanding kepada ganda Korea Selatan Ko Sung Hyun/Kim Ha Na.

Owi/Butet sepertinya masih dahaga akan gelar juara. Kita tunggu sepak terjang ganda campuran terbaik Indonesia ini di tahun 2017 mendatang. (AR)