Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Indonesia Juara] 1998, Juara Ditengah Paceklik Pemain
01 Oktober 2020
[Indonesia Juara] 1998, Juara Ditengah Paceklik Pemain
 
 

Regenerasi mulai terasa begitu lambat. Pemain-pemain hebat seperti Alan Budi Kusuma, Ardy B Wiranata, Hermawan Susanto, Joko Supriyanto prestasinya semakin menurun. Begitu pula dengan Hariyanto Arbi yang juga mulai menunjukkan penurunan prestasi. Sementara pemain pelapis juga belum menunjukkan tajinya. Marleve Mainaky, Indra Wijaya, Budi Santoso belum dibilang bisa mendekati seniornya.

Setali tiga uang juga di ganda putra. Prestasinya tidak lebih baik dibanding tunggal. All England yang biasa menjadi barometer menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan. Hanya pasangan dadakan Candra Wijaya/Tony Gunawan yang diluar dugaan mampu melesat ke babak final meski akhirnya kalah ditangan pasangan Korea Lee Dong Soo/Yoo Yong Sung.

Para pengurus, pelatih memutuskan membawa ke Hongkong Hariyanto Arbi, Hendrawan, Indra Wijaya, Marleve Mainaky dan Joko Supriyanto di tunggal. Di ganda ada pasangan Ricky Soebagja/Rexy Mainaky dan Candra Wijaya/Sigit Budiarto serta Tony Gunawan. Ini adalah pasukan Indonesia pada putaran final piala Thomas 1998 di Hongkong. Indonesia berada pada grup B bersama Malaysia, Korea dan Belanda. Sementara di grup A bercokol Tiongkok, Denmark, Swedia dan Hongkong.

Indonesia memulai pertandingan perdana dengan baik. Hariyanto Arbi dan kawan-kawan langsung menggebuk 5-0 tim Belanda. Pada partai kedua, Indonesia kembali membukukan kemenangan. Kali ini pasukan Cipayung membungkam Korea dengan 4-1. Satu-satunya kekalahan diderita pasangan Candra/Sigit atas Ha Tae Kwon/Kang Kyung Jin, 15-6, 9-15, 15-18.

Pada pertandingan terakhir, Indonesia menyudahi perlawanan Malaysia dengan 4-1. Dengan modal tiga kali kemenangan, membuat Indonesia menjadi juara grup B dan berhak lolos ke babak semifinal. Di luar dugaan, di grup A Denmark muncul sebagai juara grup. Denmark membuat kejutan dengan mengalahkan Tiongkok dengan kedudukan 3-2. Indonesiapun akhirnya bertemu dengan Tiongkok di babak semifinal. Sementara Denmark adu kekuatan dengan Malaysia.

Pertandingan panas tak terelakkan di babak empat besar. Dua kekuatan bulutangkis dunia harus bertemu justru bukan di babak puncak. Hariyanto Arbi atau yang biasa akrab disapa dengan Hari gagal membuka kemenangan pertama. Ia dikalahkan Sun Jun dengan 18-17, 4-15, 1-15. Apesnya lagi, Hari mendapat cedera saat bertemu Sun Jun.

Posisi sama kuat dibuat oleh Ricky/Rexy yang menang 15-6, 15-2 dari Liu Yong/Zhang Wei. Indonesia berbalik memimpin usai Hendrawan memastikan kemenangan dari Lou Yigang, 15-9, 15-4. Candra/Sigit akhirnya mampu membawa Indonesia melesat ke babak final. Bermain taktis saat bertemu dengan Yang Ming/Yu Jinhao, Candra/Sigit menang telak, 15-3, 15-6. Sisa satu partai terakhir yang sudah tidak menentukan lagi direbut pemain Tiongkok Dong Jiong yang mengalahkan Indra Wijaya, 15-10, 17-15. Modal kemenangan 3-2 dari Tiongkok membuat Indonesia bertemu dengan Malaysia di babak final.

Disinilah strategi yang berbicara dan Indonesia dengan jitu menurunkan sususan pemainnya. Hari yang memang sedang cedera sengaja di turunkan sebagai tunggal pertama. Hari tidak dituntut untuk menang. Hari sengaja “dikorbankan” agar Hendrawan tidak naik sebagai tunggal pertama. Pengurus dan pelatih menilai terlalu beresiko jika Hendrawan turun di partai pertama.

Strategi berjalan mulus. Hari memang kalah dari Ong Ewe Hock dengan 14-18, 7-15. Tetapi Ricky/Rexy membalasnya dengan merebut kemenangan 15-3, 18-15 atas Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock. Bertemunya Hendrawan dengan Yong Hock Kin memang sudah perkirakan oleh kubu Indonesia. Hendrawan pun menjawab kepercayaan yang diberikan dengan mengalahkan Yong Hock Kin, 18-14, 10-15, 15-5.

Indonesia akhirnya berhasi mempertahankan Piala Thomas. Adalah Pasangan Candra/Sigit yang membuat Indonesia unggul 3-1 dari Malaysia. Candra/Sigit menang dari Lee Wan Wah/Choong Tan Fook dengan 15-11, 15-12. Sisa satu partai tetap dimainkan. Joko menyerah ditangan Roslin Hashim dengan 10-15, 15-11, 2-15. Walau Joko kalah, Indonesia tetap menang 3-2 dari Malaysia. (AR)