Virus Covid-19 benar-benar meluluhlantahkan dunia. Seluruh negara didunia ini terjangkiti oleh virus yang berasal dari Wuhan, Tongkok. Tidak hanya sendi ekonomi dunia saja yang runtuh, tetapi juga sampai mengenai sendi-sendi kehidupan olahraga. Banyak kegiatan olahraga yang berhenti karena virus ini. Bulutangkis menjadi salah satu contoh bagaimana mati surinya dunia olah raga.

Dimasa pandemi seperti sekarang ini, Indonesia sebenarnya sudah memulai meniti bangkitnya olah raga yang menggunakan raket ini. Sudah dua kali PBSI menggelar event internal khusus pemain-pemain Pelatnas, tentu saja dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Sebut saja kejuaraan Mola TV PBSI Home Tournament 2020 dan Mola TV PBSI Thomas & Uber Cup Simulation 2020. PB Djarum pun tidak mau ketinggalan. Klub yang besar di Kudus ini menggelar Liga PB Djarum 2020.

Dari luar negeri, tanda-tanda bangkitnya bulutangkis berhembus dari belahan Eropa atau tepatnya dari Denmark. Negeri Skandinavia ini dengan berani menyelenggarakan kejuaraan Denmark Open 2020. Padahal tanda-tanda meredupnya virus Covid-19 belum juga terlihat.

Kejuaraan berhadiah total USD 750.000,- ini diselenggarakan mulai tanggal 13 sampai 18 Oktober 2020. Banyak pemain-pemain yang tadinya sudah mendaftarkan diri akhirnya urung berangkat ke Odense, Denmark. Alasan tepatnya tidak lain karena pandemi virus corona. Meski begitu sejumlah pemain top dunia tetap hadir meramaikan kejuaraan dengan kategori BWF World Tour Super 750. Praktis, Denmark Open 2020 menjadi turnamen besar pertama semenjak vakumnya kegiatan bulutangkis yang dimulai pasca All England 2020.

Masih nampak beberapa pemain seperti Chou Tien Chen dari China Taipei, Kanta Tsuneyama dari Jepang di bagian putra. Lalu atlet bulutangkis putri seperti  Nozomi Okuhara Jepang, Michelle Li dari Kanada  serta Carolina Marin dari Spanyol yang telah mendaftarkan diri. (AR)