Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Olimpiade Rio 2016] Tradisi Medali Dari Bulutangkis
28 Juli 2016
[Olimpiade Rio 2016] Tradisi Medali Dari Bulutangkis
 
 

Tim bulutangkis Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade Rio De Janeiro 2016 sudah berangkat kamis dini hari (28/7) pukul 00.30 WIB. Indonesia kini sangat berharap pada cabang olahraga bulutangkis untuk bisa membawa pulang medali dari event yang tiap empat tahun di selenggarakan ini.

Bulutangkis memang selalu menjadi tambang emas bagi atlet Indoneisa di ajang Olimpiade. Di awal bulutangkis resmi menjadi cabang olah raga yang di pertandingkan di Olimpiade, Indonesia memborong dua medali emas melalui pasangan pengantin Alan Budi Kusuma di tunggal putra dan Susi Susanti di tunggal putri pada Olimpiade Barcelona 1992. Tak hanya itu, medali perak pun ada di dalam genggaman tangan Indonesia melalui Ardy B Wiranata di tunggal putra dan pasangan Eddy Hartono/Gunawan di ganda putra. Hermawan Susanto turut menyumbang medali. Suami dari pebulutangkis putri Sarwendah Kusumawardani ini mempersembahkan medali perunggu.

Di Olimpiade Atlanta 1996 tradisi menjaga medali emas tetap terjaga. Mesti hanya memperoleh satu medali emas melalui pasangan ganda putra Ricky Subagja/Rexi Mainaki, bulutangkis tetap menjadi cabang olahraga primadona. Mia Audina yang saat itu masih membela Indonesia mempersembahkan medali perak, sementara Susi Susanti dan pasangan Deni Kantono/Antonius Budi Ariantho membawa pulang medali perunggu.

Di tahun 2000 saat Olimpiade di laksanakan di Sydney, Australia, bulutangkis kembali bisa mempersembahkan medali emas. Adalah ganda putra Candra Wijaya/Tony Gunawan yang menjadi pahlawan bagi kontingen Indonesia. Mereka menyabet satu-satunya medali emas bagi kontingen Indonesia. Tambahan dua medali perak datang dari pasangan ganda campuran Tri Kusharjanto/Minarti Timur dan tunggal putra Hendrawan.

Indonesia kembali mengusung medali emas di olimpiade Athena tahun 2004. Adalah tunggal putra flamboyan Indonesia Taufik Hidayat yang merebut medali emas. Sony Dwi Kuncoro dan ganda putra Flandy Limpele/Eng Hian menambah pundi medali bagi Indonesia. Sony serta Flandy/Eng Hian menyumbang medali perunggu untuk Indonesia.

Beijing rupanya menjadi tempat istimewa bagi pasangan Indonesia Markis Kido/Hendra Setiawan. Ganda putra kebanggaan Indonesia ini bisa mempersembahkan medali emas satu-satunya di tahun 2008. Ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir ikut menyumbang medali perak sementara Maria Kristin Yulianti mendapat medali perunggu.

Sayangnya tradisi emas dari bulutangkis terhenti di tahun 2012 saat olimpiade di selenggarakan di London. Bulutangkis gagal total tak bisa meraih satu keping medalipun. Kini saatnya Indonesia bisa kembali bisa mempertahankan tradisi medali emas dari bulutangkis. (AR)