Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Swiss Open 2021] Fokus dan Ketenangan Leo/Daniel Perlu Dibenahi
09 Maret 2021
[Swiss Open 2021] Fokus dan Ketenangan Leo/Daniel Perlu Dibenahi
 
 

Kejuaraan bulutangkis Swiss Open 2021 sudah berakhir pekan kemarin. Hasil kurang memuaskan diperoleh dari para pemain yang berlaga di Basel, Swiss. Tidak ada satu pun pemain Indonesia yang mampu mencuri gelar dari kejuaran yang menawarkan hadiah total USD150.000. Prestasi terbaik hanya dipersembahkan pasangan ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan tunggal putra Shesar Hiren Rhustavito. Leo/Daniel dan Shesar harus puas hanya bisa menembus babak perempat final.

Penampilan Leo/Daniel sebenarnya begitu menjanjikan. Usai menang 21-12, 21-10 di babak pertama dari ganda Prancis, Eloi Adam/Julien Maio, ganda besutan asal PB Djarum ini mampu menumbangkan unggulan kedelapan asal Inggris Ben Lane/Sean Vendy hanya dalam dua game 21-19, 21-15 pada babak kedua. Padahal jika dilihat dari peringkat, ganda Inggris jauh berada di atas Leo/Daniel. Dalam daftar peringkat terbaru, Ben/Sean ada di peringkat 18 dunia sementara Leo/Daniel maih bertengger di urutan 42 dunia.

Namun sayangnya Leo/Daniel harus mengubur impiannya usai dihentikan ganda dari Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang merupakan unggulan pertama pada babak delapan besar. Kalah di game pertama dengan 18-21, ganda muda Indonesia ini sempat memberikan harapan dengan merebut game kedua dengan menang jauh 21-9. Di game ketiga, ganda Indonesia menyerah 16-21.

Ini merupakan kekalahan kedua secara berturut-turut yang dialami Leo/Daniel dari ganda Malaysia berperingkat sembilan dunia. Kekalahan pertama diderita di babak kedua pada kejuaraan Toyota Thailand Open.

Aryono Miranat selaku asisten pelatih ganda putra Indonesia menilai jika anak didiknya perlu mematangkan ketenangan dan fokusnya. Hal ini dikatakannya kepada tim Humas dan Media PP PBSI.

Secara permainan juga ketat. Hanya saja dari segi ketenangan dan fokusnya harus diperbaiki. Perlu juga ditambah jam terbang lagi untuk menambah pengalaman mereka dalam bertanding,” ujarnya. “Selain itu, mereka juga harus bisa mengontrol emosi dan permainannya,” pungkasnya.