
Atlet Indonesia beberapa terlihat tertunduk lesu, bahkan diantaranya ada beberapa yang menangis. Senyum bahkan hampir hilang dari wajah mereka. Usai sukses mengalahkan China 3-2, di babak final yang digelar hari ini (27/10) Indonesia akhirnya kembali harus merelakan Piala Suhandinata untuk terbang ke negeri lain, kali ini ke Korea, atlet muda tanah air kalah 2-3 dari negeri ginseng.
"Penampilan mereka hari ini agak antiklimaks, peaknya sudah turun. Tapi saya sama sekali tidak kecewa dengan penampilan mereka sepanjang turnamen ini, saya bangga bisa mendampingi mereka disini," ujar Chef de mission, Nusron Wahid.
Nusron mengungkapkan bahwa selama satu minggu di Bangkok, tim Indonesia sudah berusaha maksimal. Bisa membuat sejarah dengan bisa menembus babak final. "Ini tim event, kekompakan tim harus terus terjaga. Saya juga salut sama anak-anak mereka bisa kompak, mereka bisa main maksimal, di lapangan tadi kita berharap bahwa faktor mental anak-anak Korea akan jadi down, tapi ternyata tidak, mereka bisa menang. Masih ada 5 medali di perorangan," pungkasnya.
Sementara itu, manajer tim pula mengungkapkan bahwa tim sudah mengeluarkan kemampuan terbaiknya. "Kalian sudah bermain bagus, jangan ada yang merasa salah, kita masih memiliki turnamen minggu depan, tetap jaga semangat dan motivasi kalian," ujarnya kepada tim sebelum doa bersama.
Raihan ini merupaakan sejarah baru bagi tim junior dimana untuk kali pertama, Indonesia bisa menembus babak final. Sementara itu, gelaran Kejuaraan Dunia Junior (WJC) masih menyisakan nomor perorangan yang akan dimulai Selasa (29/10), dimana tim Indonesia akan menurunkan 23 atlet terbaiknya. Dalam dua tahun terakhi, Indonesia selalu berhasil membawa pulang satu gelar juara di nomor ganda campuran, dimana tahun 2011 Alfian Eko/Gloria Emanuelle Widjaya menjadi yang terbaik sementara di 2012 lalu Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktavianti yang mengklaim gelar.