Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Korea Open Super Series 2014] Berry/Ricky Memberikan Tontonan Menarik
10 Januari 2014
[Korea Open Super Series 2014] Berry/Ricky Memberikan Tontonan Menarik
 
 

Sumber foto: badmintonindonesia.org

Walapun laga putaran kedua ganda putra Indonesia, Berry Angriawan/Ricky Karanda Suwardi harus menyerah dari pasangan asal China, Liu Xiaolong/Qiu Zihan di turnamen Korea Open Super Series 2014, tetapi mereka mampu memberikan tontonan menarik dengan pertarungan sengit. Bahkan mencapai waktu 69 menit. Berry/Ricky kalah rubber game dengan skor 23-21, 16-21, 18-21 pada pertandingan yang berlangsung di Stadium Olympic Gymnasium 2, Seoul-Korea.

Seperti dilansir badmintonindonesia.org, Berry, atlet binaan PB Djarum ini mengatakan, seharusnya mereka bisa memenangi pertandingan ini, tetapi di saat-saat terakhir mereka sering melakukan kesalahan sendiri.

“Servis kami juga di-fault terus oleh wasit. Servis saya enam kali disalahkan, sementara Ricky lima kali, begitu banyak poin yang terbuang. Bahkan, kami sudah memperkirakan pertandingan ini akan berlangsung ramai. Sebelumnya kami bisa mengalahkan top player seperti (Hiroyuki) Endo/(Kenichi) Hayakawa, jadi kami sudah punya keyakinan bisa menang.” imbuh Berry, kelahiran kota Sukabumi ini.

Ricky pun menambahkan, walaupun kalah, mereka merasa ada kemajuan dalam bermain. Dari segi teknik, permainan no lob mereka lebih baik, dan juga pertahanan mereka kini lebih rapat. Namun, mereka merasa tidak puas dengan penampilan hari ini, yang seharusnya bisa lebih baik.

Sedangkan, ganda putra Indonesia lainnya. Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf   juga terhenti langkahnya dari pasangan asal Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa dengan dua game langsung 15-21, 13-21.

Menurut Ade, bahwa permainan mereka hari ini tidak seperti biasanya. Mereka tidak mampu  mengeluarkan seluruh kemampuannya. Sebaliknya, malah lawan bermain bertahan dan jarang membuat kesalahan sendiri.

"Bola-bola lawan memang lebih matang. Mereka juga lebih banyak memberikan tekanan kepada kami. Pada kedudukan 11-9, kami gagal melakukan servis, sejak saat itu poin lawan langsung melesat. Sepertinya kami kehilangan konsentrasi saat itu," tambah Wahyu. (DS)