Rina Marlina kembali menjadi salah satu andalan Indonesia di ajang Hydroplus Para Badminton 2024, yang tengah berlangsung di Edutorium UMS Solo, Jawa Tengah. Nama Rina sendiri di dunia Para Badminton sudah tak asing lagi. Kiprahnya sejak bergabung sebagai atlet di NPCI (National Paralympic Committee of Indonesia) pada tahun 2018 lalu, membuat namanya kini semakin bersinar.
Puncaknya, saat Rina berhasil meraih medali perunggu Paralimpiade Paris 2024 di nomor ganda campuran kategori SH 6 bersama Subhan. Pencapaian menaiki podium pada turnamen multi event disabilitas tertinggi di dunia itu, tak terbayangkan sebelumnya oleh wanita kelahiran Tasikmalaya, 3 November 1993 itu.
“Saya gak nyangka banget bisa sampai lolos ke Paralimpiade karena menurut saya terlalu cepat. Selain itu juga saya baru pulih dari cedera lutut dan sebenarnya bisa tampil di Paralimpiade pun masih kurang yakin, tapi alamdulillah akhirnya bisa lolos dan dapat medali perunggu. Saya benar-benar gak nyangka bisa sampai di titik ini,” papar Rina yang mengalami cedera lutut, ACL robek. Tepatnya saat ia berlaga di final Asian Para Games 2023 di Hangzhou, China.
Ada kisah pilu di balik kesuksesan Rina sebelum akhirnya bisa membuktikan kemampuannya di arena karpet hijau. Mulai ditinggal orang tua sejak baru lahir, dikucilkan di lingkungan sekitar, kemudian menjadi tukang ojek dan tukang cuci, hingga akhirnya Rina mampu menaklukkan dunia.
“Untuk saya bisa sampai di titik ini adalah faktor utamanya doa ibu angkat saya. Bisa main di Paralimpiade dan juara di berbagai turnamen, beliau yang selalu mendukung saya tanpa henti,” tutur Rina.
“Sampai sekarang gak nyangka melangkah sejauh ini, dari saya yang benar-benar di bawah dan dikucilkan, sekarang saya lebih dihargai dan diakui oleh orang-orang. Ini berkat prestasi yang saya dapatkan. Paling utama saya bisa mengangkat derajat ibu yang sudah merawat saya dari bayi,” ungkap Rina.
Berkat pencapaiannya tersebut, Rina pun sudah membahagiakan ibu angkatnya dengan memberangkatkan Ibadah Umroh ke tanah suci, Mekah. Tak hanya itu, ia juga membangun rumah yang lebih layak untuk ia tinggali bersama ibunya.
“Alhamdulillah sudah berangkatin ibu angkat saya Umroh dan juga bikinin rumah. Karena beliau yang mengurus saya dari umur 5 hari saat ditinggal oleh orang tua saya sendiri,” ucap Rina.
Namun begitu, Rina tak sedikitpun membenci perlakuan ibu kandungnya yang telah melahirkannya ke dunia.
“Meskipun saya sampai sekarang belum tahu alasan yang jelas kenapa ibu kandung saya menitipkan saya waktu umur 5 hari kepada orang lain, tetapi saya tidak ingin jadi anak durhaka. Saya sekarang berhubungan baik dengan beliau. Alhamdulillah kemarin saya juga sudah saya berangkatin Umroh,” papar Rina.
“Saya gak mungkin ada di sini kalau gak ada yang melahirkan. Saya gak akan bisa hidup kalau nggak ada yang mengurusi,” imbuh Rina.
Kini, Rina pun selain fokus menjadi atlet Para Badminton, ia juga menjalani bisnis dengan memiliki barbershop di Solo dan toko parfume di Tasikmalaya.
“Sekarang punya usaha abrbershop di Solo dan toko parfume di Tasikmalaya. Terus punya aset seperti sawah juga. Alhamdulillah berkat Para Badminton saya bisa seperti ini,” pungkas Rina.
Di Hydroplus Para Badminton International 2024 kali ini, perjalanan Rina masih terus melaju. Di nomor tunggal, Rina keluar sebagai juara Grup A dan lolos ke semifinal. Kemudian di ganda campuran, Rina bersama Subhan juga melaju ke semfinal yang akan berlangsung besok, Sabtu (21/9) dengan berstatus juara Grup A. (AH)
