
Hasil berbeda didapat oleh dua wakil Indonesia di BWF World Championships 2025, Selasa (26/8). Ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berhasil menang di laga perdananya, sementara tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting harus langsung terhenti.
Kemenangan lebih dulu diamankan Fajar/Rian usai berhadapan dengan Hung Kuei Chun/ Lui Chun Wai (Hongkong). Unggulan empat ini membungkus lawan dalam rubber game dengan skor 14-21, 21-11, 22-20.
Meski menang, penampilan Fajar/Rian masih belum maksimal, mengingat lawannya merupakan pasangan rangking 116 dunia.
“Lawan bermain sangat confident, nothing to lose, tanpa beban dan beberapa kali serangan-serangan dari lawan tidak dapat kami kembalikan. Game kedua kami berusaha untuk menguasai bola depan dan akhirnya kami bisa menang cukup jauh,” ungkap Fajar.
“Pastinya ke depannya lawan siapapun kami harus fight dan tidak boleh lengah karena kejutan sangat bisa terjadi di kejuaraan ini. Saya berharap setelah kemenangan krusial ini, kami bisa bermain lebih baik lagi,” sambung Fajar.
Di sisi lain, Rian mengatakan masih butuh penyesuaian bermain kembali dengan Fajar. Keduanya sempat absen beberapa waktu, dikarenakan Rian yang mengambil cuti karena urusan keluarga.
“Ini pertandingan pertama setelah terakhir di Indonesia Open jadi touch dan suasana pertandingannya masih belum dapat karena tetap beda antara pertandingan dan latihan. Saya berharap setelah pertandingan ini performa saya bisa lebih baik lagi,” papar Rian.
Sementara Anthony terpaksa kalah dari tuan rumah, Toma Junior Popov, usai bermain rubber game dengan skor akhir 18-21, 21-19, 23-25.
“Kalo dari segi permainan sudah sama sama tau harus main gimana, harus ngadu kayak gimana, cuman di game pertama setelah interval 11, Toma ada berubah main sedikit dan saya kurang siap jadi banyak mati-mati sendiri. Game kedua saya sudah lebih siap dengan perubahan mainnya, walaupun secara permainan tetap berimbang saya bisa memenangkan game kedua,” ungkap Anthony soal laganya.
“Game ketiga pun sebenarnya sama, poin-poin nya selalu ketat dari awal game, tapi pas akhir game saya memang lebih mempercepat permainan dan menyerang dan ada moment di match poin 20-19 saya terpeleset dan merasa sedikit kram di kaki kiri. Jadi setelah itu saya mesti cari permainan yang tepat untuk bisa memenangkan pertandingan,” lanjut Anthony.
Setelah absen lama karena cedera, Anthony sebenarnya masih berupaya untuk mengembalikan feeling bermain di lapangan. Anthony berharap performa optimalnya bisa segera bangkit lagi dan ia mampu kembali berjajar di papan atas tunggal putra dunia.
“Dari pertandingan-pertandingan yang sudah saya jalani mulai dari Jepang, China dan Kejuaraan Dunia ini saya merasa tidak ada kendala atau merasakan sakit dengan tangan saya, cuman ya tetap harus ada maintenance. Tinggal sekarang bagaimana saya mengembalikan turnamen feeling, yang tentunya sangat berbeda di pertandingan dan latihan. Kayak tadi ngadu strategi dan mental di lapangan pertandingan,” tutup atlet kelahiran tahun 1996 tersebut. (NFA)
