
Kerasnya persaingan di Polytron Superliga Junior 2025, diakui oleh Head of Development Philippine Badminton Association, Melvin Nubla. Di sektor U-17 Putri, Filipina yang tergabung di Grup A berjumpa dengan Granular (Thailand), PB Djarum (Indonesia), Gideon Badminton Academy (Indonesia), New Taipei High School (China Taipei), dan Polandia Team. Hingga hari ketiga turnamen, Rabu (17/9) Filipina harus menelan tiga kali kekalahan beruntun atas PB Djarum, Granular dan Gideon Badminton Academy.
Sementara itu, di sektor U-19 Putri, skuad Mutiara Laut dari Orien ini sudah memetik satu kemenangan atas Tim Polandia usai dua kali menelan kekalahan dari PB Djarum dan Banthongyord Thailand. Tergabung di Grup A, mereka masih akan menjalani laga melawan PB Mutiara Cardinal Bandung.
“Terus terang, level permainan tim-tim dari Indonesia jauh di atas kami, tetapi kami justru menjadikannya sebagai pelajaran berharga. Indonesia punya gaya main komplet: cepat, lincah, punya strategi, bukan sekadar power. Ini yang ingin kami tiru di Filipina," kata Melvin.
Salah satu atlet U-17 Filipina, Nica Ysabel Gulpany yang baru berusia 14 tahun mendapat banyak pelajaran meski timnya belum bisa menuai hasil optimal di Polytron Superliga Junior 2025. Ia bersama rekan-rekannya harus menelan pil pahit berada di dasar klasemen sementara Grup A dan belum mengumpulkan satu pun poin.
“Saya bisa melihat langsung gaya main berbeda dari tiap negara. Rasanya masih jauh dari level mereka, tapi saya masih sangat muda dan akan berusaha keras untuk terus meningkatkan kemampuan bermain,” tutur Nica. (AH)
