Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > Tim Beregu Putra Indonesia di SEA Games 2025 Definisi Gen Z yang Bisa Diandalkan
12 Desember 2025
Tim Beregu Putra Indonesia di SEA Games 2025 Definisi Gen Z yang Bisa Diandalkan
 
 

Tim bulu tangkis putra Indonesia di SEA Games 2025 yang baru saja mempersembahkan medali emas benar-benar tampil impresif. Dari semua laga yang dihadapi mulai dari semifinal mengalahkan Singapura 3-1 hingga final menumbangkan Malaysia dengan telak 3-0, skuad merah putih yang di dominasi oleh Gen Z (Kelahiran 1997-2012) benar-benar bisa diandalkan.

Dari seluruh pertandingan yang diahadapi, tim merah putih hanya kehilangan satu poin saat tunggal pertama Alwi Farhan, belum mampu mengatasi juara dunia 2021 asal Singapura, Loh Kean Yew. Alwi kalah 15-21, 21-14, 9-21.

Di tengah para pemain Gen Z, berdirilah satu sosok senior, sang kapten, Sabar Karyaman Gutama. Satu-satunya Milenial yang menjadi “abang” bagi sembilan pemain muda lainnya. Caranya membimbing tidak dengan suara tinggi, melainkan dengan kedekatan dan tawa yang membuat atmosfer tim menjadi semakin solid.

A Iboy (Sabar) orangnya asik. Meskipun ada tegasnya, tapi A Iboy bisa di ajak santai kalau di luar lapangan. Bisa masuk becandaan dan obrolannya sama kami yang masih muda. Hahaha,” ucap Moh Zaki Ubaidillah atau yang akrab disapa Ubed sambil tertawa.

Suasana hangat itu terus terjaga. Bahkan di hari istirahat, Selasa (9/12), lapangan latihan dipenuhi tawa dan candaan. Bukan karena mereka meremehkan lawan, tapi karena mereka tahu, tawa adalah cara terbaik untuk mengusir tegang, dan bersiap menghadapi final besar yang menunggu esok hari.

Untuk jaga mood kalau saya sendiri, lebih ke bonding bersama tim, karena mereka lucu-lucu banget nih junior-junior saya, sangat berapi-api tetapi mereka juga saya lihat pre-matchnya juga sangat luar biasa siap, jadinya itu menambah kepercayaan diri untuk kami berdua yang lebih senior dari mereka. Kebiasaan yang selalu saya terapkan sebelum latihan maupun tanding, saya selalu meminta tim baik teman-teman maupun pelatih untuk berdoa bersama agar semunya diberi kelancara. Banyak hal lainnya yang kami lakukan selama berlangsung turnamen beregu ini, dan saya bangga bisa masuk ke dalam tim yang solid,” ungkap Sabar.

Hingga saatnya final tiba pada Rabu (10/12). Menghadapi Malaysia yang di dominasi oleh skuad terbaiknya. Banyak yang menganggap skuad negari Jiran itu terlihat seperti akan menghadapi laga final Thomas Cup. Bagaimana tidak, seluruh pemain yang dikeluarkan merupakan pemain teratas yang mereka miliki saat ini. Hal itu berbanding terbalik dengan skuad merah putih yang hanya diperkuat oleh pemain nomor satu Indoensia yaitu di nomor ganda, Sabar dan Reza Fahlevi. Sisanya, Gen Z yang baru akan menaikan kelasnya.

Pertandingan diawali oleh tunggal pertama Alwi Farhan menghadapi  Leong Jun Hao. Jalan Indonesia mempertahankan gelar pun tampak mulus. Alwi memberikan angin segar setelah memastikan kemenangan atas Leong 21-12, 21-19. Padahal  Alwi sempat tertinggal 8 poin di game kedua sebelum akhirnya bangkit. Bagi Alwi, kemenangan itupun sekaligus ajang menebus kekalahan di semifinal sebelumnya.

Practice makes perfect. Ya, jadi semua berkat keras dan hasil latihan, jadi saya terbiasa dengan situasi seperti itu. Saya juga sangat ingin menebus kekalahan di semifinal kemarin,” kata Alwi.

Sabar/Reza yang turun di partai kedua tampil begitu meyakinkan. Pasangan nomor 8 dunia itu berhasil mengandaskan pasangan nomor 2 dunia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik 21-12, 21-12. Kepercayaan PBSI pada Sabar/Reza untuk masuk ke dalam skuad, mampu dimanfaatkan dengan baik oleh keduanya. Keriuhan di awal soal siapa yang akan dibawa antara Sabar/Reza atau Raymond Indra/Nikolaus Joaquin sepekan sebelum SEA Games berlangsung, akhirnya mampu dibuktikan oleh Sabar/Reza dengan tampil memukau di laga final.

Bersyukur bisa memenangkan pertandingan hari ini dan menyumbangkan poin untuk Indonesia. Kami tahu pertandingan beregu tidak mudah untuk kami berdua,” ujar Reza.

Kemenangan Alwi pastinya sangat besar, karena kami tahu partai pertama itu mendongkrak kepercayaan diri dari tim jadinya kami sangat bersyukur dengan comebacknya Alwi di game kedua. Itu menambah motivasi untuk kami berdua dan juga tadi di permainan kami bisa menampilkan yang terbaik,” papar Sabar.

Keunggulan Indonesia 2-0 di awal membawa pengaruh sangat baik bagi Ubed yang turun di partai ketiga. Menghadapi Justin Hoh, Ubed sangat percaya diri di lapangan. Meski ini merupakan debutnya di SEA Games, namun pemain muda berusia 18 tahun besutan PB Djarum itu tampil layaknya pemain yang sudah berpengalaman. Sampai akhirnya Ubed memastikan medali emas pertama dari bulu tangkis untuk Indonesia, setelah menang dengan skor telak atas Justin 21-12, 21-14.

Pastinya sangat senang menjadi penentu dan saya termuda di tim ini tapi dari awal kami sudah sangat kompak, kemana-mana bareng terus. Alhamdulillah hasilnya bisa menyumbang emas untuk Indonesia. Terima kasih atas semua dukungan dan doa masyarakat Indonesia tapi masih ada kategori perorangan dan jangan lupa doakan lagi kami,” jelas Ubed usai laga.

Dengan hasil ini, tim bulu tangkis putra Indonesia di SEA Games 2025 berhasil menepis berbagai stigma negatif tentang Gen Z yang kerap beredar di masyarakat. Mereka tampil solid, disiplin, dan penuh determinasi. Selamat atas raihan medali emas. Gen Z kali ini membuktikan bahwa mereka benar-benar bisa diandalkan.

Berikut profil tim bulu tangkis putra di SEA Games 2025 :

Alwi Farhan (Surakarta, 9 Desember 2025)

Moh Zaki Ubaidillah (Sampang, 26 Juni 2007)

Yohanes Saut Marcellyno (Bogor, 2 Mei 2003)

Prahdiska Bagas Shujiwo (Pati, 2 September 2005)

Leo Rolly Carnando (Klaten, 29 Juli 2001)

Bagas Maulana (Cilacap, 20 Juli 1998)

Sabar Karyaman Gutama (Sumedang, 8 Januari 1996)

Mohammad Reza Pahlevi (Blitar, 6 Agustus 1998)

Jafar Hidayatullah (Tangerang, 9 Januari 2003)

Amri Syahnawi (Jakarta, 8 November 1998)

(ah)