Tedi Supriadi, saat ini mungkin belum banyak yang mengenal namanya. Meski begitu, atlet PB Djarum yang baru satu tahun bergabung ini kian hari kian menunjukkan performa terbaiknya. Bulan Juni lalu bahkan ia dan partnernya, Yanthoni Edi Saputra baru saja merebut podium utama di ajang Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Jawa Tengah Open 2012.
“Ini gelar pertama saya tahun ini, sebelumnya sempat beberapa kali tembus semi final dan final, tapi selalu tertahan,” kata pebulutangkis asal kota kembang, Bandung.
Dalam setiap turnamen yang diikutinya pun, Tedi kerap berikan peningkatan dalam permainannya. Ini dibuktikan ketika ia bersama rekannya, Della Augustia Surya di ganda campuran, mampu bertahan hingga babak perempat final Victor Indonesia International Challenge 2012. Tedi/Della bahkan mampu memenangkan pertandingan ketika bertemu ganda dewasa Korea, Kang Dong Ho/Park Ko Woon di Surabaya awal Juli lalu.
Prestasi terbaru yang ia dulang dari nomor ganda campuran. Ia dan Della berhasil meraih gelar runner up di Tangkas Specs Junior Challenge U-19 2012. Kala itu keduanya bertemu rekan di PB Djarum, Melati Daeva Oktavianti/Edi Subaktiar.
Tedi sendiri saat ini bermain di dua nomor ganda. Bersama Yanthoni, ia bermain di nomor ganda putra, sementara di ganda campuran, Tedi berpasangan dengan Della Augustia Surya.
“Cita-cita saya banyak di bulutangkis ini, pengen banget ikut berbagai kejuaraan dunia. Saya ingin memperkuat Indonesia di kejuaraan Olimpiade, All England, Piala Thomas, dan lainnya,” kata Tedi.
Senang bermain bulutangkis sejak kecil, Tedi begitu mengidolakan Lee Yong Dae, pebulutangkis asal negri ginseng, Korea.
“Lee Yong Dae itu mainnya bagus, selain itu dia juga jadi satu-satunya pemain Korea yang tipe permainannya mirip pemain Indonesia,” ujar atlet taruna kelahiran 26 Januari 1996 ini.
“Kalau atlet Indonesia saya suka Ricky Subagja. Karena permainannya keren,” tambah Tedi.
Tedi mengawali kariernya di bulutangkis sejak usai 6 tahun. Pada awalnya, Tedi sempat tidak mendapatkan persetujuan untuk memilih bulutangkis. Latar belakang keluarganya yang tidak berkecimpung di dunia olahraga, membuat sang mama ingin agar Tedi lebih fokus untuk sekolah.
“Tapi karena saya suka dan menunjukkan niat untuk serius jadi atlet, akhirnya mama mulai mendukung,” ungkapnya.
Pertama kali bergabung di klub bulutangkis, Tedi memilih klub Mutiara Bandung yang dekat dengan rumahnya. Namun akhirnya ia mulai merantau ke Jakarta dan bergabung di klub Putra Manunggal sebelum akhirnya bergabung dengan PB Djarum.
“Dari dulu pengennya memang masuk PB Djarum, karena disini kita dapet beasiswa full. Nggak perlu mikir macem-macem yang penting latihan keras dan berprestasi,” kata putra ketiga dari empat bersaudara ini.
Semangat berjuang Tedi. Semoga terus bisa mengukir prestasi! (NM)