Pasangan taruna putri unggulan pertama asal PB Djarum Tania Oktaviani Kusumah/Vania Arianti Sukoco merebut satu tiket babak semifinal Djarum Sirnas NTB Open 2015. Ketika, Kamis (29/10) malam Tania/Vania menang dua game langsung atas Aghisna Fathul Laili/Anggelica Natasha Herloando bertempat di Gor 17 Desember, Mataram.
Pasangan baru dinomor ganda campuran taruna asal PB Djarum Micheal Henry Tatang/Vania Sukoco mengawali kemenangan pada laga pertama dengan mudah pada pertandingan yang berlangsung di Gor 17 Desember, Mataram, Senin (26/20) sore. Pasangan PB djarum ini menang dua game langsung dari wakil tuan rumah Erdiansyah Mahendra/Priharsita Eka.
PB Djarum yang sukses meraih gelar ganda putri di India Junior International Badminton Championship dan Malaysia International Youth U19 sudah memastikan satu tiket semifinal di Indonesia Junior International Challenge 2015. Hal ini terjadi setelah juara di Malaysia, Tania Oktaviani Kusumah/Vania Arianti Sukoco akan saling berjumpa dengan Mychelle Chrystine Bandaso/Serena Kani di perempat final Jum’at (18/9) sore.
Juara Malaysia International Youth U19 2015, Tania Oktaviani Kusumah/Vania Arianti Sukoco langsung menggebrak panggung Indonesia Junior International Challenge 2015. Di babak kedua yang digelar pada Rabu (16/9) petang, Tania/Vania langsung membuat kejutan.
Ganda taruna putri asal PB Djarum, Tania Oktaviani Kusumah/Vania Arianti Sukoco tidak butuh waktu lama untuk lolos ke babak semi final Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Jawa Tengah 2015. Pasalnya pertarungan perempat final, Kamis (27/8) malam bertempat di Gor Djarum Magelang, pasangan Djarum ini menang mudah dari Annisa Wahyu Utami/Eti Sukma Karasati asal Banda Baru Batam.
Pasangan campuran taruna asal PB Djarum Akbar Gusti Ramadhani/Vania Arianti Sukoco lolos ke babak perempat final Djarum Sirkut Nasional (Sirnas) Jawa Tengah Open 2015. Di babak kedua, Rabu (26/8) pagi bertempat di GOR Djarum Magelang, pasangan unggulan kelima ini menang dua game langsung dari Dimas Aji Setiawan/Malikhatus Solekha asal Hiqua Wima Surabaya.
"Pertamanya disuruh nyoba sama Papa"