Alumni
Home > Profil > Player of the month > Tontowi Ahmad, Juara All England Berturut-turut
April 2013
Tontowi Ahmad, Juara All England Berturut-turut

Nama Tontowi Ahmad semakin melambung seiring dengan prestasinya yang semakin tinggi. Ia pun tercatat sebagai pemain ganda campuran Indonesia pertama yang mampu mempersembahkan gelar juara bergengsi, All England dua kali berturut-turut.

Di tahun 2012 lalu, Tontowi juara bersama pasangan tetapnya, Liliyana Natsir. Ia mempersembahkan gelar juara ganda campuran setelah 33 tahun Indonesia puasa gelar ini. Dan di tahun 2013 pun, ia membukukan namanya kembali sebagai pemegang gelar juara. Kemenangan semakin lengkap dengan mengalahkan saingan terberatnya Zhang Nan/Zhao Yunlei dari China yang juga merupakan pemegang medali emas Olimpiade London. Dan yang lebih membanggakan, ganda Indonesia ini menang hanya dalam dua game saja.

Apa yang diraihnya, bukan buah hasil dari kerja instan. Selama di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas), Tontowi mendapat gemblengan lebih dari pelatlihnya Richard Mainaky. “Ini buah kerja keras kami. Sebelumnya kita memang di gembleng keras oleh pelatih,” ujarnya.

“Latihan kemarin berat, tapi harus kami lakukan kalau ingin terus juara. Capek juga sih, apalagi waktu istirahat jadi berkurang. Kadang nunggu-nunggu hari minggu buat libur saking capeknnya,” lanjutnya.

Babak pertama dan kedua bisa dibilang menjadi babak paling mudah bagi pasangan nomor satu Indonesia ini. Di babak pertama mereka melibas pasangan ganda campuran asal Jerman, Michael Fusch/Birgit Michelle dalam dua game langsung 21-10 dan 21-15. Di babak kedua pun, mereka belum mendapat tantangan berarti. Menghadapi ganda Korea, Kim Ki Jung/Jung Kyung Eun mereka menang dengan skor telak 21-5 dan 21-11.


Pertarungan berat harus mereka lalui di babak perempat final. Berhadapan dengan Robert Mateusiak/Nadiezda Zieba yang pernah menjadi juara Djarum Indonesia Open Super Series di tahun 2008 lalu, mereka dipaksa bermain tiga game. Kalah 18-21 di game pertama, Tontowi/Liliyana sanggup bangkit dan membalik keadaan untuk kemenangan mereka 21-14 dan 21-18.

Partai emosional mereka lalui di babak semifinal, di mana mereka harus bersua dengan sesama pemain Indonesia yakni pasangan kakak beradik Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadeth. Hal yang sama terulang, di game pertama mereka harus menelan kekalahan, 18-21. Sementara game kedua mereka curi dengan 21-15. Pertarungan tak kalah seru terjadi di game penentuan.

Di game ketiga, mereka sanggup menutup interval dengan 11-7 usai merebut empat angka berturut-turut. Jelang akhir pertandingan, ganda yang kini berperingkat dua dunia itu sempat membuat pendukungnya tegang. Unggul cukup jauh 19-15, mereka kehilangan tiga angka berturut-turut. Beruntung, mereka segera menyudahi perlawanan rekan senegaranya itu dengan 21-19.


Di partai penentu, Tontowi/Liliyana berhadapan dengan salah satu musuh bebuyutan mereka asal China, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Sebelum final dimulai, rekor pertemuan mereka adalah 2-4 untuk keunggulan Zhang/Zhao. Namun di final yang digelar di Wembley Arena itu, Tontowi/Liliyana bisa membuktikan bahwa mereka memang salah satu pasangan kuat saat ini.

Salah satu duel klasik di sektor ganda campuran ini akhirnya dimenangkan oleh Tontowi/Liliyana dalam tempo 48 menit. Mereka menang dua game langsung 21-13 dan 21-17. Kemenangan ini sekaligus membalaskan kekalahan dua pasangan Indonesia yang dikandaskan oleh Zhang/Zhao. Pasangan yang menduduki nomor tiga dunia itu, mengandaskan tiga pasangan Indonesia sebelum melangkah ke final. Zhang/Zhao mengandaskan Praveen Jordan/Vita Marissa, 21-11, 21-16 lalu Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati di perempat final dengan 21-15, 20-22 dan 21-16 serta Muhammad Rijal/Debby Susanto 21-17 dan 21-16 di semi final.

Tontowi dan Liliyana Natsir nyaris membukukan gelar juara tambahan dari kejuaraan Swiss Open Grand Prix Gold 2013. Perjuangan ganda campuran terbaik yang dimiliki Indonesia baru terhenti di babak semifinal. Dalam waktu dua pekan Tontowi telah menciptakan prestasi yang membanggakan. Ia mempersembahkan satu gelar juara dan satu semifinalis. (AR)