Alumni
Home > Profil > Player of the month > Ana Rovita : Awal Menuju Pemain Kelas Dunia
Juli 2010
Ana Rovita : Awal Menuju Pemain Kelas Dunia

Senin (21/6) sore hari terlihat kesibukan disudut-sudut Istora. Hiruk pikuk panitia yang menyiapkan hajatan besar turnamen bulutangkis Djarum Indonesia Open Super Series (DIOSS) menjadi pemandangan sore itu. Meskipun di dalam arena belum rapi dengan perangkat-perangkat pertandingan namun sebagian pemain tamu dari luar negeri sedang mencoba lapangan dan sebagian lagi antri menunggu giliran. Pertandingan esok hari tinggal menunggu hitungan kurang dari 24 jam.

Nun jauh di tempat penggemblengan atlet masa depan Indonesia di GOR Jati Kudus tidak tampak suasana yang berbeda. Para pemain berlatih sesi sore seperti biasa. Demikian pula dengan pemain tunggal putri PB Djarum, Ana Rovita. Memasuki jam 16.00 WIB tiba-tiba Ana dipanggil untuk berangkat ke Jakarta karena ia masuk dalam drawing pertandingan DIOSS karena beberapa pemain mundur diantaranya Pi Hongyang (Perancis) dan Seung Hee Bae (Korea). Nama Ana sebelumnya memang masuk daftar tunggu karena ia berperingkat ke-246 BWF (saat drawing) membuatnya tidak memungkinkan untuk langsung masuk daftar peserta.

Ana Rovita kemudian bergegas menyudahi latihan dan kemudian berkemas secukupnya. Sementara peserta DIOSS lainnya bersiap mengikuti acara Welcome Dinner di Hotel Sultan Jakarta, Ana masih menempuh perjalanan darat menuju semarang untuk kemudian melanjutkan perjalanan udara menuju Jakarta.
Ana Rovita di Djarum Indonesia Open 2010
Selasa (22/6) jam 11.00, Ana dengan langkah mantap memasuki lapangan. Ia akan memainkan babak pertama Kualifikasi melawan pemain peringkat ke-74, Chen Jiayuan dari Singapura. Inilah untuk pertama kalinya Ana tampil diajang turnamen besar sekelas Super Series. Tanpa diduga, Ana tidak tampil demam panggung, bahkan memenangkan pertandingan dengan pertarungan ketat 21-17, 13-21 dan 21-15. "Game kedua sempat ragu-ragu jadinya tertekan terus," jelas Ana menanggapi kekalahannya di game kedua. Sementara di lapangan lain, pemain Taipei Ya Ching Hsu berhasil mengalahkan pemain Pelatnas, Rizki Amelia Pradipta 14-21, 21-17 dan 21-14. Pemain Taipei berperingkat ke-95 dunia itulah yang menjadi lawan Ana dibabak final kualifikasi. Sekali lagi Ana membalikkan semua perkiraan dan memenangkan pertandingan yang digelar sore harinya dengan dua set langsung 21-15, 21-13.

Dengan penuh kegembiraan, Ana berhasil memasuki babak utama. Pencapaian ini sudah dianggap cukup untuk seorang Ana Rovita. Namun Ana terus berusaha untuk mencoba membuat prestasi yang lebih baik. Giliran pemain Slovakia, Maja Tvrdy (peringkat ke-46) menjadi korban kepiawaian Ana dibabak pertama dengan skor 21-18, 21-17. Bak mesin diesel yang makin lama makin panas, Ana mengalahkan pemain peringkat ke-52 asal Singapura, Fu Mingtian di perdelapan final dengan 17-21, 21-11, 21-15. Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin mengungkapkan bahwa kemenangan Ana ini merupakan buah dan kerja kerasnya berlatih di Kudus. "Ana itu atlet yang cerdik dan petarung sejati," ungkap Yoppy lebih lanjut seusai mengamati pertarungan Ana dengan atlet Singapura tersebut. Namanya makin mencuat setelah dibabak perempat final mengalahkan seniornya dari PB Djarum sekaligus peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008, Maria Krisitin Yulianti. Ana membutuhkan waktu 43 menit untuk mengalahkan Maria dengan 21-19, 21-14. "Pukulan Maria memang tajam, dan saya berusaha untuk terus mengejar bola, dan gak nyangka akhrinya bisa menang dan sampai di babak semifinal," ungkapnya sembari tersenyum lebar.

Ana menjadi satu-satunya pemain tunggal putri Indonesia yang bertahan hingga babak semi final. Langkah luar biasa yang dibuat Ana akhirnya terhenti setelah ia mengalami kekalahan dari pemain peringkat ke-25 BWF, Sato Sayaka (Jepang). Meskipun sempat memimpin di kedua set, Ana akhirnya mengakui keunggulan lawannya dengan 20-22 dan 17-21. "Saat unggul jauh tersebut, saya menjadi terburu-buru untuk mematikan bola, tapi malah jadi lawan yang dapat angka," ungkap Pemain kelahiran 30 Maret 1991 ini. Memasuki babak semi final Super Series merupakan prestasi membanggakan baginya. Pelatihnya menjanjikan agar mengirimkan Ana untuk lebih banyak menimbah pengalaman bertanding di turnamen Internasional. "Bulan depan (juli -red), Ana akan dikirim ke turnamen Internasional Series di Singapura dan International Challenge di Surabaya," tutur Rusmanto sang pelatih Ana. Dengan hasil ini pula, peringkat Ana diperkirakan akan melonjak drastis dari ke-246 menjadi kisaran 150-an dunia.

Prestasi Ana memang merupakan kejutan. Namun ini bukanlah puncak perjuangan melainkan awal menatap cita-cita sebagai pemain kelas dunia. Masyarakat Indonesia akan menunggu kejutan-kejutan selanjutnya. Buktikan Ana!