Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis bukan hal baru bagi Nafis Akmal Fauzi. Peserta asal Nganjuk, Jawa Timur ini bisa menjadi salah satu peserta yang paling sering muncul di arena Audisi Umum. Bagaimana tidak? Tahun lalu, setiap ada Audisi Umum, Akmal selalu menjadi peserta.

Siswa kelas enam Sekolah Dasar Negeri Mangundikaran 1 ini mengajarkan kita untuk pantang menyerah. Menelan kegagalan demi kegagalan saat Audisi Umum, justru menjadikan Akmal menjadi sosok yang pantang menyerah.

“Kekalahan menjadikan saya untuk lebih semangat latihan lagi. Karena banyak yang bilang kalau kekalahan itu adalah awal dari kemenangan,” ujar Akmal saat dijumpai di GOR Hevindo, Balikpapan, Sabtu (26/3).

Akmal adalah bungsu empat bersaudara pasangan Fadjar Judiono dan Ninik Setyasih. Jika biasanya Akmal selalu ditemani keluarganya saat Audisi Umum, maka kali ini, Akmal sendiri. “Kemarin datang sama kakak, dibantu daftar ulang. Tetapi sekarang saya di sini sendiri, dari hotel ke GOR tinggal jalan kaki. Takut sih, tapi harus saya hadapi,” tambahnya.

Atlet yang lahir di Nganjuk, 24 Juni 2003 ini mulai jatuh cinta kepada bulutangkis saat dirinya kelas dua SD. Sang ayahlah yang mengenalkannya kepada bulutangkis. “Ayah dulu sering ajak main bulutangkis, terus saya minta belajar dan akhirnya berlatih di klub sampai sekarang,” tuturnya.

Empat tahun berselang, Akmal masih giat berlatih di PB Satria hingga saat ini. Ia mengakui bahwa ia memiliki cita-cita untuk bisa seperti Lee Chong Wei, menjadi pemain papan atas dunia dan ranking satu dunia.

Tahun 2015 lalu Akmar mengikuti Audisi Umum di Palembang, Jember, Makassar dan Purwokerto. Sementara Balikpapan menjadi kota keduanya setelah Akmal juga hadir di Audisi Umum Palembang dua pekan lalu.

Catatan terbaiknya selama mengikuti Audisi Umum adalah babak perempat final di Makassar tahun 2015 lalu. Akmal sebenarnya hanya perlu menjadi finalis untuk bisa meraih tiket ke final Audisi Umum di Kudus.

Ayo semangat terus Akmal! Kudus menantimu! (RI)