Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Rendra Dan Rian Merayakan Hari Kemerdekaan
17 Agustus 2011
Rendra Dan Rian Merayakan Hari Kemerdekaan
 
 

Bulan Agustus mempunyai arti penting dalam perjalanan sejarah Republik Indonesia. Di bulan inilah Indonesia terbebas dari belenggu penjajahan kolonial Belanda yang hampir tiga setengah abad menguasai bumi pertiwi dan serta terlepas dari penjajahan Jepang. Melalui Bung Karno dan Bung Hatta, Indonesia bisa memproklamasikan kemerdekaannya.

Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk memperingati hari kemerdekaan. Jika mereka masih duduk di bangku sekolah, maka suatu kewajiban bagi siswa-siswi untuk mengikuti upacara di sekolahnya. Juga bagi karyawan institusi pemerintah, mereka diwajibkan untuk mengikuti upacara dikantornya. Bagi masyarakat umumnya, tanggal 17 Agustus menjadi hari yang di nanti-nanti. Di hari inilah berbagai macam perlombaan dan hiburan biasanya di gelar guna meramaikan hari proklamasi. Pesta rakyat yang biasanya di adakan setahun sekali umumnya berlangsung meriah.

Bagi mantan atlet Pelatnas Rian Sukmawan, momen di hari kemerdekaan tak akan pernah hilang dari ingatannya. Meski tak lagi berstatus sebagai atlet Pelatnas, tetapi ia masih ingat suasana hari kemerdekaan di bumi Cipayung. Setiap tanggal 17 Agustus, semua atlet Pelatnas diwajibkan mengikuti upacara bendera. Semua atlet diwajibkan mengenakan baju beremblem Indonesia. Sementara petugas pengerek bendera mengenakan seragam putih-putih. Selepas itu, berbagai macam perlombaan biasanya di adakan, mulai dari balap karung, tarik tambang, sepak bola, joget dan lain-lain. Tetapi yang paling di tunggu-tunggu adalah perlombaan panjat pinang. Rupanya hadiah yang di tawarkan pada perlombaan panjat pinang menjadi daya tarik terendiri bagi para peminatnya.

Panjat pinang menjadi acara favorit, karena hadiahnya banyak dan lumayan. Ada uang dan ada juga pesawat televisi,” kenangnya.

Menurut Rian, momen seperti inilah yang bisa menjadi perekat hubungan antara atlet pelatnas dengan karyawan PBSI yang bertugas di Cipayung. Rupanya Rian mempunyai kisah unik yang mungkin tak akan bisa dilupakannya. Saat itu Rian baru pertama kali mengikuti pertandingan bola dan harus menghadapi menghadapi tim RT yang ada di depan komplek PBSI. Tetapi baru tiga menit pertandingan berjalan, ia langsung di ganjar kartu merah. Rupanya Rian mengambil bola yang akan keluar lapangan pertandingan dengan tangannya, sementara wasit belum menyatakan bola tersebut keluar lapangan. “Niatnya sih baik, supaya tidak mengambil bola terlalu jauh, tetapi malah kena kartu merah,” ceritanya sambil tertawa.

Rendra Wijaya yang kini menjadi pasangan Rian juga mempunyai cerita yang hampir sama dengan rekan tandemnya. Semasa di Pelatnas, ia bercerita bagaimana perjuangan tim tarik tambangnya untuk bisa meraih juara. “Terasa sekali perjuangannya. Sampai harus ngesot di lapangan. Sudah hampir kalah, akhirnya malah menang,” ujarnya. “Tapi akhirnya kalah lagi dengan tim yang lain,” katanya seraya tertawa.

Baik Rian maupun Rendra sekarang bukan lagi menjadi bagian dari Pelatnas. Ini kali pertama bagi Rian mengikuti rutinitas 17 Agustusan di luar Pelatnas. Ia belum tahu kegiatan apa yang akan diselenggarakan di lingkungannya. Sementara Rendra yang kini menjadi anggota masyarakat biasa, masih suka mengikuti tradisi di hari kemerdekaan. Di tempat tinggalnya di Bilangan Semanan, ia masih suka mengikuti aneka perlombaan. “Sekedar meramaikan saja,” cetusnya. Dan jika ia bisa menggondol juara maka hadiah berupa kaos, celana atau uang ia bagikankepada yang lain. “hadiahnya saya serahkan ke teman-teman yang lain,” ujarnya.
Apapun perayaannya, memaknai arti kemerdekaan adalah hal yang paling utama. (AR)