Para Legenda bulutangkis Indonesia akan berkumpul di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah pada acara “Bulutangkis Peduli Merapi” hari ini (19/12/2010). Sebuah acara penggalangan dana untuk membantu meringankan beban korban Gunung Merapi. Mereka akan bertanding dan mengumpulkan dana melalui lelang raket yang sudah dilakukan seminggu sebelumnya melalui Solopos dan juga berkeliling ke tribun penonton untuk mengumpulkan sumbangan secara spontan.
Pertandingan para legenda akan dimulai dengan menampilkan Juara Dunia ganda campuran tahun 2005 dan 2007, Nova Widianto/Lilyana Natsir yang akan ditantang salah satu pasangan andalan Pelatnas saat ini, Mohammad Rijal/Debby Susanto. Kemudian publik Solo akan disuguhkan permainan pasangan ganda putri nomor satu Indonesia, Meiliana Jauhari/Greysia Polii yang akan berhadapan dengan Pia Zebadiah/Nitya Krishinda.
Sebuah partai yang sangat layak ditunggu yaitu penampilan kembali ratu bulutangkis putri Indonesia terbaik sepanjang masa, Susy Susanti. Pemain ini semasa aktifnya berprestasi hampir sempurna ini dengan meraih gelar-gelar juara bergengsi diantaranya medali emas Olimpiade 1992, juara dunia 1993 dan empat kali juara All England. Lawan yang bakal dihadapi Susi adalah pemain putri Indonesia yang berperingkat terbaik di rangking BWF, Maria Febe Kusumastuti.
Susy Susanti akan tampil kembali bersama sang suami Alan Budi Kusuma di partai ganda campuran. Pasangan emas Olimpiade Barcelona tahun 1992 ini dijadwalkan bertanding dengan peraih medali emas Asian Games 1982 Christian Hadinata/Ivana Lie. Kemudian dilanjutkan penampilan Sigit Budiarto/Fran Kurniawan yang bertemu dengan Rendra Wijaya/Rian Sukmawan. Pertandingan akan ditutup dengan pertemuan dua tunggal terbaik Indonesia saat ini Taufik Hidayat dan Simon Santoso.
Acara ini diselenggarakan oleh Komunitas Bulutangkis Indonesia (KBI) bekerja sama dengan Djarum Foundation. Semua hasil dari acara ini akan disumbangkan untuk korban Merapi, melalui PMI Jawa Tengah dan DIY.
Menurut Wakil Ketua KBI, Hadibowo, kegiatan sosial untuk korban bencana alam ini, di mana para pemain legendaris dan pemain masih aktif terjun langsung ke lapangan, merupakan yang pertama kali dilakukan oleh KBI. Beberapa waktu lalu, setelah gempa di Yogyakarta, KBI juga memberikan bantuan, namun mereka hanya mengutus perwakilan, tanpa turun langsung ke lapangan mengadakan sebuah acara khusus seperti pertandingan dan lelang raket.
Untuk lelang raket, telah diumumkan melalui media cetak minggu ini. Lelang ini akan melibatkan masyarakat untuk membeli dengan harga paling tinggi. Susy merupakan salah satu atlet yang bersedia melepas salah satu "senjatanya".
"Saya sebagai warga Indonesia tentu tergerak hatinya untuk meringankan derita korban. Saya akan membantu saudara-saudara lewat bulutangkis juga karena hidup saya dari bulutangkis. Semoga acara ini dapat bermanfaat dan membantu mereka yang terkena musibah," kata Susy. Demi acara tersebut, Susy rela meninggalkan acara keluarganya di Bali. "Demi acara sosial seperti ini, saya tinggalkan anak-anak selama satu hari di Bali. Saya akan kembali lagi setelah acara selesai," katanya.
Kehadiran Susy tampaknya masih menjadi magnet tersendiri, karena memiliki beberapa gelar juara yaitu juara dunia All England dan Olimpiade. "Saya katakan pada Susy jika masyarakat menunggu aksinya. Semoga Susy dan para pemain lainnya membawa berkah dan menghasilkan dana melimpah," kata Hadibowo, yang saat masih aktif bermain sering berpasangan dengan Christian Hadinata ini.
Menurut Hadibowo, salah satu mantan pahlawan Indonesia di Piala Thomas ini, selain melihat aksi para jagoan bermain di lapangan dan melelang raket, penonton juga akan disuguhi aksi yang tidak kalah menarik. “Para atlet akan berkeliling ke tengah-tengah penonton untuk mengumpulkan sumbangan. Agar mereka juga dekat dengan penonton," kata Hadibowo.
Taufik Hidayat, juara dunia 2005 ini, menyambut positif kegiatan ini, terutama karena acara ini diprakasai oleh KBI. "Ini keinginan murni pecinta bulutangkis untuk membantu sesama. Mereka telah bekerja keras agar acara ini dapat tercapai. Hal ini merupakan hal yang patut diacungi jempol,” katanya.
“Semoga hasil dari kegiatan amal ini dapat meringankan dan bermanfaat bagi korban. Namun, apa yang dilakukan setelah bencana alam itu lah yang paling krusial, bagaimana kembali bangkit untuk hidup," tambah peraih medali emas Olimpiade 2004 ini.
Menurut Renitasari dari Djarum Foundation, derita korban tidak hanya dirasakan oleh warga kaki Gunung Merapi saja, melainkan seluruh masyarakat Indonesia. "Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, kami merasa ikut bertanggung jawab untuk membantu proses pemulihan bencana ini,” kata Renita.
Galeri event peduli merapi