Suasana haru dan bangga masih terus terasa usai raihan medali emas Olimpiade Tokyo 2020 oleh pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Bagaimana tidak, butuh waktu selama 29 tahun atau 8 kali penyelenggaraan Olimpiade buat Indonesia akhirnya mendapatkan emas dari sektor ganda putri.

Pencapaian Greysia/Apriyani itu tak lepas dari campur tangan banyak pihak, salah satunya kepala pelatih ganda putri Pelatnas PBSI yang juga alumni PB Djarum, Eng Hian.

Eng Hian mengatakan, selain persiapan teknik, ia juga memastikan kondisi non teknik Greysia/Apriyani agar dalam keadaan yang baik. Salah satu kunci sukses yang ia terapkan ialah dengan menjaga pola komunikasi positif.

Ketika harus berhadapan dengan lawan yang di atas kertas jauh lebih unggul, Eng Hian memastikan Greysia/Apriyani tak memikirkan hal tersebut. Sebaliknya Eng Hian meminta pasangan rangking enam dunia itu untuk mengingat momen kemenangan atas lawannya.

“Yang pasti kita bertiga meyakinkan dulu kalau mereka punya kemampuan. Mereka sudah pernah mengalahkan pemain top dunia lainnya. Jadi dari awal setelah All England kita ada insiden itu, kita selalu membuka percakapan, situasi itu secara positif. Jadi komunikasinya saya balik, bukan mereka pernah mengalahkan Greys/Apri. Tapi saya balik, bahwa kalian pernah mengalahkan mereka loh. Jadi ada satu momen turnamen yang kalian bisa mengalahkan semua, itu situasi percakapan yang selalu saya bawa,” ungkap Eng Hian.

Dengan cara itu, Eng Hian saat itu berharap Greysia/Apriyani bisa tampil all out dan meraih hasil maksimal.

Namun Eng Hian mengaku ia tak menyangka bahwa dua anak didiknya itu akhirnya bisa meraih medali emas Olimpiade. Mencetak sejarah untuk bulutangkis Indonesia.

“Saya sendiri tidak memprediksi mereka akan bisa dapat emas. Cuma keinginan saya itu adalah membuat sejarah, ganda putri bisa mendapat medali. Saya tidak berpikir warnanya dulu. Tapi kalau keyakinan Greys/Apri bisa mendapat emas itu, saya jujur tidak memprediksi,” kata pelatih asal Solo itu. (NAF)