Dionysius Hayom Rumbaka sering di sebut-sebut sebagai atlet bulutangkis potensial. Selain memiliki tubuh yang tinggi, ia juga memiliki senjata mematikan berupa smash yang keras dan tajam. Langkahnya yang ringan dan panjang juga membuatnya bisa menjangkau setiap bola yang datang ke arahnya. Dalam daftar prestasi yang pernah ia raih, tercatat menjadi juara Austaralia Open Grand Prix 2009, Juara India Open Grand Prix 2010, Juara Indonesia Open Grand Prix Gold 2011, Juara Vietnam Open Grand Prix 2014.
Di awal tahun 2015, prestasi Hayom sebenarnya sempat meroket. Pada bulan Maret 2015 ia nyaris menjadi juara pada kejuaraan bulutangkis German Open Grand Prix Gold 2015. Sayang Ia kalah dari Jan O Jorgensen, pemain tunggal putra nomor satu Denmark di babak final. Dalam perjalanannya menuju babak puncak, ia sempat menumbangkan pemain Denmark lainnya yang menjadi unggulan ke-4 Hans Kristian Vittinghus.
Di beberapa kejuaraan Super Series, prestasi Hayom bisa di bilang belum berkibar. Hayom memulai dengan masuk babak kedua di turnamen Akbar All England 2015. Ia bisa menggungguli pemain nomor satu Indonesia saat itu Tommy Sugiarto di babak pertama. Kemenangan di Inggrispun membuat pertemuan kedua pemain asal Indonesia berujung 2-1 untuk kemenangan Hayom.
Di kejuaraan Seri Super Series selanjutnya di Malaysia, Hayom juga terhenti di babak kedua. Setelah menghentikan pemian ulaet asal Vietna, Nguyen Tien Minh, Hayom di paksa menyerah rubber gameoleh pemain Hongkong Nan Wei. Padahal Hayom sempat merebut game pertama.
Babak kedua lagi-lagi menjadi prestasi terbaik Hayom. Ia harus puas sampai di babak kedua pada kejuaraan Singapore Open Super Series 2015. Ia hanya bisa menundukkan pemain Malaysia Wei Feng Chong di babak pertama sebelum akhirna kandas di tangan Tian Houwei di babak kedua.
Cidera membuat penampilannya tidak optimal pada kejuaaan BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015. Penampilannya menjadi tak lepas, langkah kakinya juga terasa berat. Iapun gagal menghadang laju pemain terbaik Eropa, Jan O Jorgensen di babak kedua. Meski harapan sempat menyeruak saat Hayom merebut game pertama tapi akhirnya ia tak mampu mempertahankan kemenangan dan menyerah rubber game.
Di Japan Open Super Series Premier 2015 langkahnya di hentikan pemain terbaik China Taipei Chou Ten Chen. Meski demikian, ia sempat membuat pemain kuda hitam asal Thailand Tanongsak Saensomboonsuk terjungkal di babak pertama.
Prestasinya kembali menanjak menjelang akhir tahun 2015. Ia tampil sebagai semifinalis di kejuaraan Thailand Open Grand Prix Gold 2015 dan hanya kalah dari sang juara Lee Hyun Il asal Korea Selatan. Menutup tahun 2015 iapun bertahan di peringkat 22 dunia. (AR)