Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Seiko Targetkan Juara di Pekanbaru
11 April 2010
Seiko Targetkan Juara di Pekanbaru
 
 

Akan menanjak ke usia 18 tahun dalam dua pekan, seorang Seiko Wahyu Kusdianto menyatakan bahwa tahun ini ia bermaksud menjadi juara di Sirkuit Nasional (Sirnas) Sumatera A yang akan berlangsung minggu depan, 13-17 April 2010 di GOR Remaja, Pekanbaru.

"Inginnya jadi juara," ujar pemuda yang akrab dipanggil Sei ini. Sirnas Pekanbaru akan menjadi Sirnas pertamanya tahun ini karena di awal, ia mengikuti Seleknas walaupun akhirnya belum dipanggil masuk menghuni Pelatnas. "Waktu itu (saat Seleknas – red) saya sudah maksimal, all out. Jadi kalau masuk ya Alhamdulilah, tidak masuk ya tidak apa-apa. Yang penting masih bisa terus main (bulutangkis)," tambahnya.

Di Pekanbaru, Sei menjadi unggulan kedua di ganda putra dewasa bersama Didit Juang Indrianto sehingga memperoleh bye di babak pertama. Dengan posisinya tersebut, Seiko/ Didit diunggulkan masuk final bersama Markis Kido/ Hendra Setiawan. "Ya, semampunya. Semuanya pasti ingin mencoba melawan dan menimba pengalaman dari pasangan peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 tersebut ", tutur Seiko seandainya ia berhadapan dengan pasangan terbaik Indonesia tersebut.  Sei bukanlah orang baru di kancah bulutangkis nasional. Atlet ganda putra ini tahun lalu menyabet dua gelar Sirnas di Jakarta dan Jawa Barat, selain juga menjuarai turnamen khusus ganda putra, Chandra Wijaya Men’s Double Championships. Di peta ganda putra nasional, Sei dan Didit berada di peringkat ke-10, yang menandakan ia berada sangat dekat dengan lini atas pejuang ganda putra merah-putih di Cipayung.

Di luar negeri, namanya pun sudah mulai terendus. Di Auckland International 2009, Selandia Baru ia bersama Didit menjadi runner up, sedangkan di Li-Ning Singapore International Series 2009, mereka lolos sampai ke perempat final.

Yang Penting Main

Walaupun ia ingin sekali masuk ke Pelatnas dan bermaksud kembali menjajali Seleknas tahun depan, tetapi ia berkata tidak mau terlalu ngoyo. "Mau di Pelatnas atau di Djarum, yang penting saya tetap bisa main," ujar putra Malang ini.

Sei tergolong "telat" memulai perkenalannya dengan bulutangkis. "Umur 12 tahun baru mulai main," jelasnya. Tetapi sejak itu ia langsung masuk ke klub bulutangkis di kota apel tersebut dan sempat berpindah-pindah dari satu klub ke klub lainnya selama tiga tahun, sebelum akhirnya bernaung di bawah sayap PB Djarum pada tahun 2006.

"Enak disini," terangnya tentang kondisi di PB Djarum. "Ada tempat curhatnya. Teman-temannya juga asyik," lanjutnya sambil menegaskan keinginannya untuk tetap dapat bermain bulutangkis dimana pun ia berada, dan di bawah naungan mana pun.

Bagi Sei, hidupnya adalah untuk bermain bulutangkis. "Yang penting bisa main," tukasnya mantap. (DC)