Pemain tunggal putri tanah air kembali dipaksa harus menelan pil pahit di Australian Grand Prix Gold 2012. Kendati berhasil memaksa bermain dengan rubber game, srikandi-srikandi Cipayung belum bisa lepas dari kekalahan kecuali Aprilia Yuswandari.
Atlet besutan PB Djarum, Maria Febe Kusumastuti sempat membuka harapan saat dirinya menang 21-13 di game kedua, meski sebelumnya di game pertama ia kalah tipis 18-21 atas Nichaon Jindapon. Game ketiga berlangsung seru, Febe bahkan sempat berhasil membuat match point, tetapi sayang ia akhirnya harus mengakui keunggulan tunggal Thailand itu dengan 20-22.
Sementara Adriyanti Firdasari sempat mengimbangi permainan Wang Lin. Menghadapi juara dunia tahun 2010 itu, Firda, begitu ia akrab disapa berhasil menang tipis 21-19, di game kedua pun ia sempat meimpin 19-17. Sayang ia harus kehilangan angka dan kalah 19-21, sebelum akhirnya menyerah 14-21 di game ketiga.
“Pada poin kritis di game kedua saya memaksakan untuk menyerang, sementara lawan sepertinya sudah siap menerima serangan saya dan mampu mengembalikan dengan baik. Di game ketiga dia sepertinya sudah menemukan pola permainannya dan bola-bolanya menyulitkan dan saya banyak mati sendiri,” ujar Firda seperti dilansir oleh situs resmi PBSI.
Hal serupa terjadi pada Lindaweni Fanetri. Ia juga harus kalah tipis dari tunggal Jepang, Sayaka Sato. Menang 21-18 di game pertama, Linda sempat memaksakan untuk mencuri game kedua. Sayang, ia kalah tipis 22-24. Di game ketiga pun ia harus mengakui keunggulan atlet Jepang itu dengan 18-21.
Harapan merah putih di tunggal putri tinggal bergantung di pundak Aprilia Yuswandari. Kalah 17-21 di game pertama dari pemain Jepang Eriko Hirose, atlet yang akrab disapa April ini menang 21-15 di game kedua. April mampu menutup game ketiga dengan dramatis, 22-20.
Di babak kedua April akan menantang tunggal Jepang lainnya, Ai Goto. Atlet peringkat ke-19 dunia itu ke babak kedua setelah menang mudah dari tunggal asal Austria, Claudia Mayer dengan 21-15 dan 21-11.