Bagi sebagian besar orang yang merayakan Hari Raya Idul Fitri, berkumpul dengan keluarga tercinta seperti menjadi syarat utama. Tak jarang di antaranya malah memaksakan diri untuk pulang ke kampung halamanya agar bisa bertemu dengan sanak keluarga.
Apa yang di jalani para pemudik, bertolak belakang dengan yang harus di alami oleh pebulutangkis muda, Edi Subaktiar. Peraih medali emas gtanda campuran pada kejuaraan BWF World Junior Championdhips 2012 ini harus berpisah jauh dari keluarganya yang ada di Sidoarjo, Jawa Timur saat hari raya kemarin. Saat Lebaran, Edi masih meyambangi China Taipei untuk mengukuti kejuaraan Chinese Taipei Open Grand Prix Gold 2015.
Sejak awal, Edi menyadari bahwa inilah salah satu tantangan yang harus di jalaninya sebagai seorang atlet. “Ini sudah menjadi konsekuensi saya, Jadinya harus siap jalanin semuanya,” tuturnya. Ini merupakan lebaran pertama baginya jauh dari orang tua. Rasa sedih tentu saja di rasakannya. “Sedihnya karena jauh dari keluarga. Apalagi ini kali pertama saya lebaran di negeri orang. Tapi untungnya ibu dan bapak juga sudah bisa mengerti, jadi saya bisa tenang,” lanjutnya.
Praktis selama sebelum lebaran kegiatan yang di lakukan oleh Edi hanyalah mengumandangkan takbir di hotel. Beruntung ia tidak sendiri, Ia bersama dengan Berry Angriawan membacakan takbir di dalam kamar hotel. “Saya hanya takbiran di dalam kamar hotel bersama A’ Berry (panggilan kepada Berry Angriawan),” pungkasnya.
Ia pun harus meninggalkan kegiatan Solat Idul Fitri karena harus mengejar pesawat yang akan membawanya kembali ke tanah air. Tepat pukul 09.00 waktu setempat ia bersama dengan Gloria Emanuelle Widjaja, Berry Angriawan, Annisa Saufika, Alfian Eko Prasetyo bertolak ke tanah air. Lagi-lagi selama di pesawat ia merasakan hal berbeda dari yang biasa.”Rasanya aneh dan beda banget. Biasanya selalu Sholat Ied, tapi ini malah mondar mandir di Bandara,” ujarnya.
Selamat Hari Raya Idul Fitri.