Jika kekalahan adalah syarat mutlak bagi seseorang untuk gagal, maka tidak akan pernah ada atlet muda bulutangkis berbakat seperti Tania Oktaviani Kusumah. Gadis kelahiran 13 Oktober 1999 ini bergabung dengan PB Djarum di tahun 2010 pada usia yang masih sangat muda. Meski awal audisinya tidak berjalan dengan baik, berkat semangat dan keteguhan, Tania berhasil lolos dan prestasinya semakin menanjak. Apa rahasianya?
Audisi di kota Kudus
Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis yang diikuti Tania saat itu sedikit berbeda dengan yang diadakan tahun ini. Tahun 2010, audisi umum hanya dilakukan di Kudus, artinya calon atlet PB Djarum di seluruh Indonesia harus datang ke Kudus untuk mengikuti seleksi ini. Tania yang sejak umur lima tahun sudah masuk klub bulutangkis ini berangkat dari Bandung bersama orangtuanya. Saat itu dia bahkan belum tahu bahwa akan ada seleksi, yang ada dipikirannya adalah orangtuanya membawanya ke Kudus untuk bertanding.
Proses audisinya tidak berjalan lancar, pada saat tes kelincahan Tania gagal mencapai akhir. Hasil pertandingan ujicobanya pun mengecewakan karena ia kalah dari peserta audisi lain. Dari situ Tania merasa kecewa, karena ia menyangka hasil pertandingan menentukan lolos tidaknya ia menjadi atlet PB Djarum.
Isyarat semangat dari legenda bulutangkis
Hal yang menarik saat audisi, Tania melihat sosok legenda, Hastomo Arbi yang memberikan isyarat jempol kepadanya. Melihat itu dia menjadi lebih bersemangat karena merasa legenda bulutangkis itu sedang memperhatikan dirinya. Benar saja, para pencari bakat di audisi umum Kudus saat itu langsung memberikannya kesempatan kedua dan Tania langsung lolos sebagai atlet bulutangkis PB Djarum sampai sekarang.
Selama berlatih di PB Djarum sendiri, Tania banyak mendapatkan pengalaman yang berharga. Dalam dua bulan pertama bergabung saja, ia sudah mengalami cedera lutut yang mengakibatkan ia tidak bisa mengikuti latihan selama 6 bulan. Untungnya, sebagai klub besar, PB Djarum tetap mensupport Tania dengan semangat dan terapi hingga ia benar-benar pulih.
Perjuangan atlet asli Bandung ini tidak sia-sia, setelah fokus di nomor ganda putri, berbagai kejuaraan sudah dimenangkannya, termasuk Junior Masters di Magelang yang sukses membawa dirinya menjadi atlet bulutangkis magang di Pelatnas Cipayung.
Sebagai atlet, Tania mengaku kadang terpikir untuk menjadi seperti remaja putri lain seumurannya yang lebih bebas dan punya banyak waktu untuk having fun. Tapi Tania sama sekali tidak menyesal dengan pilihannya. Baginya bulutangkis juga merupakan kegiatan menyenangkan yang bisa mendatangkan banyak hal positif : pengalaman baru, teman-teman baru dan juga kesempatan untuk membuat rakyat Indonesia bangga.
Mau jadi seperti Tania? Jangan lewatkan kesempatan mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2016 yang diadakan di 9 kota besar di Indonesia!