Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Uji Coba Aturan Baru di Turnamen Tertua
24 Februari 2018
Uji Coba Aturan Baru di Turnamen Tertua
 
 

Turnamen bulutangkis tertua di dunia, All England akan digelar 14 hingga 18 Maret mendatang. Kali ini, pebulutangkis dunia papan atas pun tak hanya harus mengatasi lawan mereka, tetapi juga menaklukan aturan baru. Ya, uji coba batas tinggi servis akan digelar di turnamen yang kali ini berlabel BWF World Tour Super 1000 itu.

Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) akan menguji coba aturan baru tentang tinggi servis. Jika sebelumnya aturan tinggi servis dari rusuk terbawah tiap pemain, maka di Birmingham nanti, tinggi servis tidak boleh lebih dari 115 cm. Aturan ini berlaku untuk seluruh pemain, tanpa mempertimbangkan tinggi badan dari masing-masing pemain.

Menghadapi aturan ini, PBSI pun mendatangkan tiga wasit bersertifikat dari BWF untuk memberikan arahan dan masukan kepada para atlet mengenai aturan baru ini. Ketiga wasit didatangkan pada Jum’at (23/2) lalu, salah satunya adalah Edy Rufianto.

“Rata-rata kesulitannya adalah tangan kiri yang memegang shuttlecock, selalu mengangkat keatas pada saat akan memukul shuttlecock. Bisa saja sebelum servis, shuttlecock posisinya di bawah, tapi saat impact, tangannya keatas, waktu mau memukul kebawah lagi. Ini mungkin terjadi, seperti service nya Christinna Pedersen,” kata Edy seperti dilansir oleh badmintonindonesia.org.

Baca juga: [Dutch Junior 2018] Naufal/Ayu Bertekad Kalahkan Pasangan Tiongkok

Lebih jauh Edy menambahkan peraturan ini memang kurang menguntungkan bagi pemain berpostur tinggi. Namun menguntungkan untuk pemain yang memiliki postur tidak terlalu tinggi, ia pun mencontohkan tinggi Greysia Polii.

“Greysia (Polii) saya ukur rusuk terbawahnya itu ketinggiannya 112 cm, artinya dia diuntungkan tiga cm lebih tinggi dari aturan yang lama. Servisnya dia bisa naik lagi tiga cm,” tambahnya.

Dengan aturan baru ini, Edy juga menjelaskan bahwa dalam poin 9.13 aturan mengenai servis yang mengharuskan batang dan kepala raket harus mengarah ke bawah pada saat servis, sekarang ini tidak diberlakukan. Dengan kata lain, pemain bisa bebas melakukan servis seperti apa pun asalkan impact nya tidak lebih dari 115 cm.

“Jadi karakter permainan bulutangkis memang sudah bergeser. Sebelumnya di bulutangkis, servis itu kan awal dimulai permainan, kalau di tenis jadi awal serangan, kalau sekarang bisa jadi servis di bulutangkis itu awal serangan juga,” ucap Edy.

Kontroversi perubahan aturan servis ini memang mendapat kritik dari pemain-pemain berpostur tinggi. Mereke mengeluhkan aturan ini sama sekali tidak menguntungkan dan bahkan menyulitkan mereka. Seperti protes yang dilayangkan oleh juara dunia 2017, Viktor Axelsen. Berpostur 194cm Viktor menyuarakan protesnya melalui postingan di akun media sosial instagram. Ia mengunggah videonya melakukan serve dengan caption bertuliskan “fair?”.

Di unggahan berikutnya, Viktor mengungkapkan rasa kecewanya atas perubahan peraturan ini. “All sports inherently have advantages and disadvantages for individuals on both ends of the height spectrum. Badminton is no different; I’m of the humble opinion that this is what makes the sport of badminton so great - regardless of body type, EVERYONE has a chance to succeed. When rules which aren’t broken to start with are changed, such that it clearly favors individuals on one end of the height spectrum, the sport is discouraging the next potential fan or player of taller height from ever picking up a racket. In turn, this will limit the growth of the sport. I strongly urge the @bwfbbadminton to reconsider both the short and long term implications of this rule change as it relates to the growth of the sport; I truly want this to be a sport that everyone can enjoy playing; irrespective of height. And to note , this message is written by a shorter individual (170cm/67 inches) who enjoys playing against taller opponents due to clear advantages I have on shots closer to the ground, Respectfully, Sean” tulis Viktor.

(Semua olahraga secara inheren memiliki kelebihan dan kekurangan bagi individu, terkait tinggi badan masing-masing. Begitupula dengan bulutangkis. Saya berpendapat bahwa inilah yang membuat olahraga bulutangkis begitu hebat - terlepas dari ukuran tubuh, SEMUA ORANG memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Ketika peraturan kemudian diubah sedemikian rupa sehingga jelas lebih menguntungkan beberapa pihak, olahraga ini mungkin akan mengecewakan bagi penggemar atau bahkan calon pemain dengan tubuh tinggi membatalkan niatnya untuk bermain bulutangkis. Pada gilirannya, ini akan membatasi pertumbuhan bulutangkis sendiri. Saya sangat mendesak @BWFbadminton untuk mempertimbangkan kembali implikasi jangka pendek dan jangka panjang dari perubahan peraturan ini karena berkaitan dengan pertumbuhan bulutangkis. Saya benar-benar ingin olahraga ini menjadi olahraga yang bisa dinikmati semua orang; terlepas dari tinggi badan seseorang dan untuk dicatat, pesan ini ditulis oleh individu yang lebih pendek (170cm / 67 inci) yang suka bermain melawan lawan yang lebih tinggi karena keuntungan bisa melakukan pukulan-pukulan yang dekat dengan tanah. Dengan hormat, Sean” (RI)

Baca juga: Penghuni Ranking 1 Dunia Ini Alumni Zone 235