Singapura, 15 Juni 2010 – Singapore Open Super Series 2010 dimulai hari ini (15/6) di Indoor National Stadium, Singapura. Stadium masih terlihat lengang. Stadium berkapasitas 10.000 orang ini hanya dipadati sekitar 100-200 orang.
Walaupun bertajuk babak kualifikasi, namun suasana tidak terasa sebagai babak kualifikasi. Lihatlah taburan bintang-bintang seperti Maria Kristin Yulianti, Markis Kido/Lita Nurlita, maupun Candra Wijaya/Ronald Susilo yang harus mulai berlaga dari babak kualifikasi karena mereka baru mulai berpasangan atau faktor peringkat yang merosot drastis dikarenakan banyaknya absen turnamen.
Kualitas babak kualifikasi ini juga mempengaruhi harga tiket masuk. Jika tahun lalu babak kualifikasi masih digratiskan (kecuali deretan kursi Premier), tahun ini para penonton sudah harus membayar SGD 18 (sekitar Rp 120.000) untuk menonton babak pra-utama ini. Mungkin hal ini juga yang menyebabkan kursi penonton tampak lengang. Kebanyakan penonton adalah keluarga dan/ataupun sejawat langsung para pemain, selain media dan ofisial.
Suasana diluar diperburuk dengan hujan deras yang membanjiri Singapura sedari pagi. Sampai pukul 11 pagi waktu Singapura, langit masih terlihat mendung. Namun hal tersebut tidak mengurangi semangat para pemain di dalam. Dua pemain tunggal putra muda Singapura, Derek Wong dan Ashton Chen bertarung dengan penuh semangat hampir selama satu jam sampai skor 21-17, 20-22, dan 21-19 untuk kemenangan Chen. Pertarungan antara Wong Ji Hoon (KOR) melawan Hsueh Hsuan Yi (TPE) juga berlangsung ketat dan berkualitas. Ji Hoon menang 16-21, 21-19, dan 21-19 setelah bertarung selama satu jam pula.
Selanjutnya masih akan ada beberapa pertandingan para putra-putri Indonesia yang melaju semakin dekat ke arah babak utama. Di antaranya adalah Markis Kido/Lita Nurlita, Tantowi Ahmad/Greysia Polii, Chrisna Adiwijaya/Syarif Syahmie Radhitian, dan Candra Wijaya/Ronald Susilo. Hanya sayang, Maria Kristin Yulianty harus langsung berbenah setelah satu kali main karena kalah tipis dari Li Xuerui yang belum pernah ditemuinya tersebut. "Anginnya terasa sekali," ujar Kristin. "Laju bola bisa tiba-tiba melambat karena kena angin, jadi posisi badan yang harusnya dimana, jadi harus tiba-tiba maju (untuk menerima bola melambat tersebut – red)." (DC)