75 tahun sudah Indonesia merdeka, bebas dari belenggu penjajahan. Banyak para pahlawan yang gugur berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sampai kapanpun jasa para pahlawan tidak akan pernah lekang dalam jejak langkah sejarah Indonesia.
Para pahlawan masa kini memang tidak mengangkat senjata seperti halnya pahlawan masa lalu. Pahlawan kini mengisi kemerdekaan dengan mengharumkan nama Indonesia. Salah satunya dalam bidang olahraga bulutangkis. Cabang olah raga yang menggunakan raket sebagai alat pemukul ini banyak mengangkat nama Indonesia di mata dunia. Kepingan-kepingan medali emas di Olimpiade menjadi salah satu bukti, jika para pemain bulutangkis layak disebut sebagai pahlawan masa kini.
Hal ini lah yang membuat Sang Ayu Putu Kharisma menunjuk nama Liliyana Natsir sebagai pahlawannya. Sosok pemain yang akrab disapa dengan Butet ini, adalah pahlawan baginya, pahlawan masa kini.
“Cik Butet, karena berhasil bawa pulang medali emas Olimpiade,” tegasnya. Tidak hanya karena itu saja, Sang Ayu suka dengan Butet. “Saya suka cara mainnya. Selain itu juga cara bicaranya cik Butet,” sambungnya.
Sang Ayu pernah merasakan dilatih oleh peraih medali emas Olimpiade Rio 2016. Ia ingat betul bagaimana cara Butet melatihnya.
“Jadi waktu itu aku sama lima orang temenku sama partnernya juga dapat kesempatan setiap hari rabu seminggu sekali dilatih mix oleh Kak Richard Mainaky dan sama Cik Butet juga, kadang beberapa kali mas Owi (Tontowi Ahmad -red) juga nyempetin dateng buat ngelatih kita juga,” ujarnya.
Sang Ayu merasakan sekali suasana dilatih oleh Butet. “Suasananya enak menurutku. Latihannya dapat. Kita diajarin cara main mix itu gimana, cewek kalo main mix harus gimana, harus ngapain aja,” sambungnya.
“Terus Cik Butet itu kan tegas, jadi kalo kita ada salah, kita langsung tau kita salahnya dimana, karena cara dia ngasih tau ke kita itu enak,” tuturnya. “Cik Butet menurut ku seru, suka ngelucu juga diluar lapangan, baik juga orangnya,” lanjutnya.
Sang Ayu sangat berharap jika ia bisa dapat dilatih kembali oleh Butet. Walaupun ia kena marah oleh Butet, tapi ia rela.
“Aku pengen dikasih kesempatan latihan lagi sama cik Butet. Ga apa-apa dimarahin juga. Soalnya dimarahin sama juara Olimpiade itu beda sensasinya sama dimarahin pelatih,” pungkasnya. (AR).