Ajang bulutangkis All England Super Series 2011 akan digelar pada pekan kedua bulan Maret ini. Turnamen ini mempunyai arti penting bagi bulutangkis dunia. Tidak lengkap rasanya jika seorang pemain bulutangkis belum pernah menggenggam gelar juara turnamen bulutangkis tertua, All England. Dikatakan tertua karena turnamen ini sudah berumur 112 tahun. Jika dibandingkan dengan Prize Money Korea Open Super Series Premier, Turnamen All England masih berada dibawahnya yakni hanya berbandrol USD 350.000,-. Tetapi gengsi kejuaraan yang akan berlangsung di kota Birmingham, Inggris ini hanya bisa disaingi oleh kejuaraan dunia dan Olimpiade. Turnamen ini pun di sebut-sebut sebagai turnamen kejuaraan dunia tidak resmi, karena hampir seluruh pemain terbaik dunia berkumpul memperebutkan gelar bergengsi. Tak heran jika All England tetap menjadi incaran seluruh pemain bulutangkis terbaik dunia, termasuk Indonesia.
Indonesia tengah mencoba menuai gelar juara setelah mengalami masa paceklik hampir satu dasa warsa. Gelar terakhir diraih Indonesia pada All England 2003 lewat pasangan ganda putra Sigit Budiarto/Candra Wijaya. Di tunggal putra setelah Hariyanto Arbi di tahun 1994, belum ada lagi pemain Indonesia yang bisa membawa pulang turnamen yang pernah gagal beberapa kali diselengggarakan karena pecah perang dunia ini.
Kali ini, Indonesia mengirimkan kekuatan penuh di tunggal putra. Empat pemain berperingkat tertinggi di Indonesia menuju Birmingham, Inggris. Atlet PB Djarum Dionysius Hayom Rumbaka kembali akan berjuang mencoba keberuntungan. Bagi atlet berperingkat ke-21 dunia ini, All England tahun 2011 merupakan pertempurannya yang kedua. Di tahun 2010 lalu, ia nyaris mendepak pemain China, Chen Jin, yang kala itu menjadi unggulan ke tiga. Finalis Indonesia Grand Prix Gold 2010 ini hampir membuat malu andalan China. Meski kalah di set pertama dengan 16-21, Hayom bisa mengambil set kedua dengan 21-19.
Sayangnya pada set penentuan dewi fortuna masih enggan berada dalam pelukannya. Set ketiga akhirnya menjadi milik pemain China dengan angka yang sangat ketat 20-22.
Di tahun kelinci emas ini, Hayom berada satu grup dengan pemain kawakan China, Lin Dan. Pertemuan dengan Lin Dan kemungkinan itu akan terjadi di babak kedua. Tetapi sebelumnya, Finalis India Grand Prix 2009 ini akan ditantang pemain yang lolos dari babak kualifikasi. Bakal calon pemain yang akan menjadi lawannya di babak pertama pun bukan pemain kacangan. Terdapat nama Hans-Kristian Vittinghus dari Denmark yang di tahun 2010 mempunyai prestasi cukup baik. Ia pernah menjadi runner-up Bitburger Open 2010 dan dua kali menjadi juara di turnamen kategori International Challenge. Jika Hayom bertemu dengan pemain Denmark di babak pertama All England 2011, maka ini merupakan kali kedua pertemuan mereka. Hayom pernah kalah rubber set pada babak kualifikasi kejuaraan Djarum Indonesia Open Super Series 2009 lalu. Nama lain yang kemungkinan akan menjadi calon lawannya di babak pertama adalah Yan Kit Chan asal Hongkong. Pemain yang juga ikut ambil bagian pada kejuaraan Djarum Liga Bulutangkis ini pernah dua kali menghadapi Hayom. Pertemuan pertama terjadi pada semifinal kejuaraan Yonex Australian Open Grand Prix 2009. Hayom yang saat itu tak diunggulkan mampu menggilas pemain Hongkong yang diunggulkan pada posisi pertama dengan 16-21, 21-13, 21-19. Pertemuan kedua terjadi pada babak pertama China Masters Super Series 2010 lalu yang juga di menangi oleh Hayom. Nama lain yang kemungkinan akan menjadi lawannya di babak pertama adalah Eric Pang asal Belanda atau Ajay Jayaram dari India.
Seandainya mampu melewati rintangan babak pertama, ujian sesungguhnya terjadi pada babak kedua. Tembok China akan menjadi penghalang Hayom untuk melangkah lebih jauh. Lin Dan, pemegang medali emas olimpiade Beijing ini akan menjadi lawan Hayom. Dari data statistik, ini merupakan kali pertama pertemuan mereka. Pertandingan keduanya akan menjadi tontonan yang menarik. Kedua pemain mempunyai tipe permainan yang sama. Baik Hayom maupun Lin Dan, keduanya berkarakter penyerang. Keduanya akan mengandalkan speed and power seperti karakter kebanyakan pemain Asia. Kecerdikan dilapangan kali ini akan menjadi penentu kemenangan.
Pemain Indonesia lainnya yang akan ikut bertanding adalah Taufik Hidayat, Simon Santoso serta Sony Dwi Kuncoro. Taufik Hidayat yang tahun lalu kandas di tangan Peter Hoeg Gade menempati unggulan kedua dan berada pada paruh undian bawah bersama unggulan ke enam Chen Jin. Dua pemain Indonesia lainnya, Simon Santoso dan Sony Dwi Kuncoro berada di paruh undian atas. Undian kurang menguntungkan didapat Sony. Ia harus berjibaku dengan pemain China Bao Chunlai di babak pertama. Jika mampu menang, unggulan pertama Lee Chong Wei asal Malaysia telah menunggu di babak kedua. Simon pun sudah harus menghadapi unggulan ke delapan asal Thailand, Boonsak Ponsana pada babak pertama. (AR)