Pesta bagi atlet muda bulutangkis pada Kejuaraan Dunia Yunior 2011, berakhir. China Taipei menjadi saksi akan lahirnya cikal bakal generasi penerus bulutangkis Indonesia. Kumandang lagu Indonesia Raya di negeri China daratan ini menjadi pertanda mulai bangkitnya bulutangkis di negeri kita. Indonesia berhasil merebut satu medali emas, tiga medali perak dan dua medali perunggu.
Medali emas di persembahkan oleh pasangan ganda campuran Alfian Eko Prasetya/Gloria Emanuelle Widjaja. Berkat merekalah lagu Indonesia berkumandang di Toayuan City. Nomor ganda campuran menjadi nomor yang paling bersinar. Indonesia telah memastikan merebut satu gelar meski pertandingan babak final belum di mulai. Dua pasang ganda campuran Indonesia bisa menciptakan final sesama pemain Indonesia. Melalui pertarungan yang sangat ketat pasangan Alfian Eko Prasetyo/Gloria Emanuelle Widjaja bisa menghentikan rekannya Ronald Alexander/Tiara Rosalia Nuraidah. Pasangan yang berasal dari dua klub yang berbeda ini menjadi satu-satunya pasangan yang mampu menjadi juara tanpa predikat unggulan. Medali perak pun menjadi milik Ronald Alexander/Tiara Rosalia Nuraidah.
Di tunggal putri, munculnya nama Elisabeth Purwaningtyas memberikan harapan cerah untuk kembalinya bulutangkis putri Indonesia. Dengan permainan yang pantang menyerah, ia menghentikan pemain yang mempunyai peringkat jauh diatasnya bahkan sering bermain di kelas senior. Carolina Marin, pemain tunggal putri asal Spanyol mampu dikalahkan di babak semifinal. Elisabeth hanya kalah dari juara dunia tahun lalu, yakni Ratchanok Inthanon pada partai puncak. Tetapi tak mudah bagi pemegang gelar juara Indonesia Open Grand Prix Gold 2010 ini untuk menghentikan Ocoy, panggilan akrab Elisabeth. Ia harus bekerja keras selama tiga game untuk bisa mengalahkan harapan Indonesia.
Di ganda putri pun menghadirkan nama Shella Devi Aulia/Anggia Shitta Awanda. Berbekal menjadi unggulan 5/8, mereka pun bisa menembus babak final. Hanya saja pada saat menghadapi pasangan dari Korea Selatan So Hee Lee/Seung Chan Shin, Shella/Anggia kehilangan konsentrasi pada game ketiga. Mereka pun harus puas dengan hanya bisa merebut medali perak. Tetapi dari ganda putri, Indonesia masih bisa berbangga hati. Ganda putri bisa mempersembahkan dua medali. Satu medali perunggu di sumbangkan oleh pasangan Suci Rizky Andini/Tiara Rosalia Nuraidah.
Barisan putra pun tak mau kalah. Satu medali perunggu bisa di berikan untuk tim Indonesia melalui ganda putra Ronald Alexander/Selvanus Geh. Meski tunggal putra belum berhasil menorehkan prestasi cemerlang, tetapi harapan patut disematkan kepada mereka. Para ponggawa tunggal putra hanya kalah dari pemain-pemain yang lebih di unggulkan, dan para unggulanpun harus berjuang lebih keras untuk bisa mengalahkan pemain tunggal putra Indonesia.
Bagi PB Djarum, kesuksesan yang di torehkan oleh Gloria Emanuelle Widjaja meneruskan kisah sukses terdahulu saat pasangan Lukhi Apri Nugroho/Ririn Amelia bisa memboyong gelar juara Asia Junior 2011 ke tanah air. Namun, kali ini langkah Lukhi Apri Nugroho/Ririn Amelia yang terhenti di babak ketiga.
Inilah nama-nama calon penerus kebangkitan bulutangkis tanah air. Dari tangan merekalah diharapkan nama Indonesia akan kembali disegani di kancah bulutangkis dunia. (AR)