Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Juara Milo School Competition 2010 Jakarta Ingin Masuk PB Djarum
15 Februari 2010
Juara Milo School Competition 2010 Jakarta Ingin Masuk PB Djarum
 
 

Handoko Yusuf, siswa kelahiran Jakarta, 26 April 1999 akhirnya dinobatkan menjadi juara perorangan tunggal SD putra setelah berhasil mengalahkan lawannya Alam Muhammad dari SD 23 Kayuringan Jaya di partai final Milo School Competition 2010 yang berlangsung di Gor Asia Afrika, Jakarta Selatan pada hari Minggu, 14 Februari 2010. Handoko berhasil menaklukan lawannya dengan dua set langsung 21-15 dan 21-14.

Ditemui usai pertandingan Handoko yang didampingi sang ayah, Sariyanto mengungkapkan rasa senangnya dapat menjuarai kejuaraan ini setelah di kejuaraan-kejuaraan sebelumnya Handoko memboyong gelar juara di kejuaraan dalam skala yang lebih kecil yaitu di Kejuaraan Menteng dan Kejuaraan Rinox.

Handoko mulai berlatih bulutangkis saat ia sering diajak ayahnya untuk bermain bulutangkis, melihat keseriusan dan bakat Handoko, Sariyanto pun akhirnya memasukkan Handoko ke PB Bina Pratama yang juga merupakan klub Riyanto Subagja sebelum bergabung bersama PB Djarum dan kini menjadi salah satu andalan dan harapan untuk bisa melanjutkan tongkat estafet kejayaan bulutangkis Indonesia.

"Untuk kedepannya saya harap Handoko bisa mengikuti seniornya (Riyanto - red) untuk bergabung di PB Djarum, karena melihat prospek klub itu (PB Djarum) lebih bagus," ungkap sang ayah.

Handoko saat ini bernaung dibawah PB Mei di Pondok Bambu, setelah sebelumnya sempat berpindah dari PB Bina Pratama ke PB Silma. Untuk meningkatkan kemampuannya Handoko pun berlatih dua kali sehari seperti kebanyakan atlet lainnya yaitu latihan pagi sebelum kegiatan sekolah dan sore hari setelah pulang sekolah, selain di klub yang menaunginya sekarang, Handoko pun menjalani latihan bulutangkis diluar klubnya tersebut. Keinginan sang ayah pun begitu kuat agar Handoko bisa menjadi salah satu atlet masa depan Indonesia.

"Saya ingin dia total di bulutangkis, makanya saya ingin dia lebih berprestasi. Saya memberinya waktu sampai kelas tiga SMP nanti, jika memang ia bagus di bulutangkis maka saya akan terus mengarahkan dia untuk berada di jalur ini, tetapi bila tidak ya Handoko harus kembali ke jalur akademis," papar sang ayah.

Sariyanto pun tak ingin anaknya tertinggal dibangku sekolah, meski tak mendapat ranking di kelasnya, Handoko menjalani kursus Bahasa Inggris dua kali dalam seminggu.

Seperti kebanyakan anak seusianya yang pasti senang bila mendapatkan sebuah kemenangan, begitu pula yang terlihat dari cerianya wajah Handoko, ia pun menjawab dengan antusias saat ditanya akan diapakan uang hasil kejuaraan ini, ia pun menjawab singkat "buat beli raket baru," ungkap siswa yang kini duduk dikelas lima SD 04 Klender tersebut.

Kejuaraan ini merupakan komitmen PT Nestle Indonesia untuk bisa terus mencari bibit-bibit muda berbakat bulutangkis Indonesia, seperti yang di ungkapkan pada saat jumpa pers yang diselenggarakan pada hari Rabu, 10 Februari lalu. "Sejak tahun 2002, Milo telah memberikan perhatian dan antusias yang besar terhadap poteensi perkembangan bulutangkis di tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Oleh sebab itu kami konsisten untuk menyelenggarakan Milo School Competition sebagai bentuk komitmen kami terhadap olahraga, yang merupakan bagian dari gaya hidup sehat dan sesuai dengan strategi gizi, kesehatan dan keafiatan kami,' ujar Arshad Chaudhry, Presiden Direktur PT Nestle Indonesia.

Semoga kepedulian terhadap bulutangkis dari berbagai pihak bisa kembali membangkitkan kesuksesan bulutangkis Indonesia.