Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Milo School Competition 2010
29 April 2010
Milo School Competition 2010
 
 

Vincent : “Berharap Mengikuti Jejak Sang Kakak”

Kompetisi bulutangkis antar sekolah yang di kenal dengan Milo School Competition 2010 mengakhiri rangkaian turnamennya berupa Grand Final. Turnamen yang mengambil tajuk “Calon Juara Bulutangkis Masa Depan Telah Ditentukan” tersebut mempertemukan juara-juara dari empat kota yakni Jakarta, Makasar, Yogyakarta Medan. Diantara peserta tersebut nama pasangan ganda putra Vincent Joshua Dwiyanta -yang merupakan adik dari pemain PB Djarum, Felix Kinalsal- dan pasangannya Ferdinand Sinarta. Prestasi Vincent/Ferdinand diajang Milo School Competition ini terbilang cukup menjanjikan. Sebelum tampil di Grand Final, Vincent/Ferdinand Sinarta berhasil menjuarai Milo School Competition seri Jakarta yang berlangsung 10-14 Februari lalu. Saat itu, Vincent/Ferdinand yang mewakili SMP Satu Bakti Bogor, berhasil mengalahkan unggulan utama, Jonathan Christie/Fahmi dari SMP 220 jakarta di semi final dengan skor 21-19, 22-20. Jonathan Christie merupakan pemain Indonesia yang pernah berjaya di ajang antar sekolah se-Asia Tenggara dan juara nomor tunggal turnamen Milo School Competition ini. Di babak final, Vincent/Ferdinand unggul atas pasangan dari SMP 59 Jakarta, Bagus Maulana/Sendi Kurniawan 21-19, 21-18.

Kemenangan Vincent/Ferdinand dalam turnamen yang memperebutkan Piala Taufik Hidayat ini mengantarkan mereka mewakili Jakarta dalam Grand Final Milo School Competition yang berakhir kemarin (28/4) di Pusat Pelatihan Nasional (Pelatnas) Cipayung Jakarta Timur. Namun kiprah mereka di Grand Final terhambat oleh kejayaan wakil-wakil dari Medan, Yogyakarta dan Makasar. Di pertandingan terakhir mereka harus mengakui keunggulan Juara Milo School Competition seri Medan, Chandra Sim/Danang Hariandika dengan 14-21, 21-23. “Saya sekarang baru kelas dua SMP. Saya berharap tahun depan bisa berprestasi lebih baik di turnamen Milo,” tutur Vincent mengenai kekalahannya. Pemenang ganda putra kategori SMP ini akhirnya diraih pasangan Rahmad Riyanto/Satriawan dari Yogyakarta. Sedangkan Chandra Sim/Danang Hariandika (Medan) tampil sebagai runner-up dalam pertandingan yang berlangsung dengan sistem setengah kompetisi tersebut.

Profil Vincent dan Ferdinand

Vincent memulai karirnya sebagai pebulutangkis cilik saat berusia delapan tahun bersama kakaknya, Felix Kinalsal. Bersama sang kakak pula, Vincent sempat menjadi runner-up nomor beregu putra kategori Sekolah Dasar (SD) turnamen Milo Open wilayah Bogor tahun 2005. Setahun berikutnya, Vincent bersama Ferdinand kembali menjadi runner-up nomor beregu di turnamen yang sama. Sementara Felix menjadi juara di nomor tunggal putra dan runner-up di ganda putra. Kini sang kakak berhasil menjadi bagian dari klub PB Djarum dan mencatat prestasi yang mengkilap diantaranya menjadi juara ganda remaja Sirkuit Nasional Sumatera dan Sirkuit Nasional Sulawesi tahun 2009. Prestasi sang kakak selama berada di klub Djarum ini menginspirasi Vincent untuk mengikuti jejaknya. “Saya akan berusaha agar bisa diterima di klub Djarum,” tutur Vincent. Namun bocah kelahiran Jakarta, 9 April 1996 ini lebih senang bermain di nomor tunggal. “Saya ingin ikut audisi di Klub Djarum Kudus,” tuturnya.

Vincent yang aktif latihan melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya ini, akan kembali mencoba kemampuannya di Sirkuit Nasional (Sirnas) Jakarta 17-22 Mei mendatang. Pada ajang tersebut Vincent akan bermain di nomor tunggal dan ganda.

Sementara pasangan mainnya Vincent, Ferdinand juga berharap diterima di klub Djarum. “Saya berharap bisa menjadi pemain klub Djarum yang di Petamburan Jakarta, “ tutur Ferdinand seolah menegaskan dirinya hanya fokus di nomor ganda. Pemain-pemain PB Djarum yang berlatih di Jakarta merupakan pemain-pemain di sektor ganda.  Ferdinand Sinatra kelahiran Depok, 29 Desember 1995 ini memulai karir di bulutangkis baru diusia 11 tahun. Namun catatan prestasinya cukup menunjukkan potensi. Disamping mencetak prestasi bersama Vincent di ajang Milo School Competition serta semifinalis Tangkis Cup 2007, Ferdinand juga menjadi juara di beberapa turnamen lokal dengan pasangan berbeda. Diantaranya, Ferdinand menjadi semifinalis Piala SMA 7 Bogor bersama pasangannya, Steven tahun 2008. Setahun kemudian kembali di ajang Piala SMA 7 Bogor, Ferdinand mencatat prestasi yang serupa berpasangan dengan rekannya, Anger. Ferdinand juga pernah menjuarai sebuah turnamen lokal di ganda kelompok Dewasa. Namun Ferdinand mengakui, pencapaian di turnamen Milo masih merupakan prestasi yang tertinggi yang dibuatnya. 

Dengan modal prestasi di turnamen Milo, baik Vincent maupun Ferdinand telah bertekad untuk menjadi pemain kelas dunia dengan langkah masuk ke klub Djarum. Latihan keras dan prestasi di masa dating akan menjadi ujian bagi mereka untuk bisa mewujudkan cita-citanya. (HK)