Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Catatan Liputan ''Bulutangkis Peduli Merapi''
20 Desember 2010
Catatan Liputan ''Bulutangkis Peduli Merapi''
 
 

Sore itu (19/12), stadion manahan Solo menjadi ramai luar biasa. Puluhan orang dari berbagai elemen masyarakat tumpah ruah, larut dalam acara “Bulutangkis Peduli Merapi” yang mengumpulkan wajah lama dan baru bulutangkis Indonesia. Warna putih yang dipakai para atlet, mantan atlet, undangan merubah wajah stadion yang tadinya berwarna hijau tua menjadi putih cerah. Selaras dengan niat dan tujuan undangan yang tulus datang membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah.

Di bagian depan terpampang dua buah spanduk besar tempat para undangan menyampaikan pesan pemberi semangat. Hampir semua undangan yang hadir membubuhkan tanda tangan dan menyampaikan pesan mereka. Tak terkecuali para atlet yang datang, menyempatkan mampir untuk menyematkan tanda tangan di spanduk yang berukuran kira-kira 3 x 3 m. Taufik Hidayat yang secara khusus datang menjadi bintang. Kilatan blitz, melayang menerpa wajahnya yang selalu menebar senyum. Taufik terlihat sabar menjawab pertanyaan para wartawan yang datang bertubi-tubi. Iapun rela bersedia ketika para pemujanya meminta untuk sekedar foto bersama.

Butet kertarajasa dengan tangkas menjadi komandan acara mendampingi Maria Fransiska, mantan atlet bulutangkis 70-an. Butet dan Maria memulai acara dengan mengajak seluruh peserta yang hadir berdiri untuk bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dipimpin artis Ebit G Ade. Ebit tak hanya datang melantunkan lagu baladanya macam berita pada kawan atau Camelia. Ia juga dengan ikhlas menyumbangkan honor menyanyinya dan memberikan 3 CD berisi lagu2nya untuk di lelang secara spontan. Hasil lelang cd lagu Ebit mendapat apresiasi yang baik. Semua cd laris terlelang dengan harga masing-masing Rp. 500.000,- dan salah satu pemenangnya adalah Fran kurniawan.

Suasana menjadi sangat meriah saat eksebisi dilaksanakan. Partai simon santoso yang bermain single melawan pasangan Kakak beradik Hariyanto Arbi/Eddy Hartono memberikan hiburan tersendiri. Sisa-sisa kedigjayaan Eddy Hartono yang dulu berduet bersama Gunawan masih terlihat. Sesekali Eddy Hartono mempertontonkan pukulan atraktif seperti memukul dari bawah atau diantara kaki. Penonton semakin terhibur dengan penampilan kempong, panggilan akrab Eddy Hartono, ketika ia yang terlihat kelelahan sempat keluar lapangan mengelap keringat sambil beristirahat meninggalkan Hariyanto Arbi yang terus bertanding melawan Simon Santoso.

Demi suksesnya acara ini Susy Susanti kembali menari di karpet hijau melawan Maria Febe Kusumastuti. Gerakan kaki Susy masih terlihat lincah mengejar bola sulit febe. Lob serang yang menjadi andalannya masih deras menerobos baris pertahanan lawan. Sesekali Febe tak bisa mengejar bola tipuan Susy. Saat acara saweran dimulai, Giliran Taufik menjadi jenderal lapangan. Taufik memberikan contoh nyata dengan mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya yang dimasukkan langsung kedalam kotak saweran yang berbentuk shutlecock. Tak segan Taufik memanggil dengan pengeras suara semua pemain nasional yang datang untuk menyisihkan pendapatanya secara langsung. Tak hanya pemain, para undanganpun segera mengeluarkan uang dari koceknya. Berapapun sumbangan yang diberikan, masyarakat sekitar merapi akan bersyukur dan berterimakasih. (AR)

Gallery Event Bulutangkis Peduli Merapi